Teroris Bekasi mendapat dana dari Bahrun Naim
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Mereka belajar merakit bom secara online
BANDUNG, Indonesia — Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan kelompok teroris yang ditangkap di Bekasi pada Sabtu, 10 Desember lalu mendapat dana dari Bahrun Naim, tokoh ISIS asal Indonesia yang kini berada di Suriah.
Sebuah bom telah disiapkan untuk pembelajaran online. Biayanya juga dari Bahrun Naim dan dikirim lewat bank, kata Tito kepada wartawan usai menghadiri Doa Bersama di Lapangan Gasibu, Kota Bandung, Senin, 12 Desember 2016.
Bahrun Naim, lanjut Tito, membuat sel-sel kecil seperti kelompok teroris Bekasi. Isi sel teroris ini hanya sekitar 6 orang. Untuk sel Bekasi, lanjut Tito, dipimpin Solikhin.
Sedangkan DNY, salah satu tersangka teroris yang ditangkap Sabtu pekan lalu, merupakan istri kedua Solikhin. DNY akan direncanakan sebagai “pengantin” alias pelaku bom bunuh diri. “Yang mereka rencanakan adalah pos jaga Istana pada saat pergantian penjaga,” kata Tito.
Tito bersyukur rencana teror ini berhasil digagalkan. Sebab jika itu benar-benar terjadi, akibatnya bisa sangat mengerikan. Pasalnya, daya ledak bom yang ditemukan di Bekasi bisa mencapai radius 300 meter.
Di negara lain, lanjut Tito, teroris berhasil melakukan aksi brutalnya, seperti di Istanbul, Truki, dan Kairo, Mesir. “Ada 3 atau 4 negara yang terjadi ledakan,” kata Tito.
Polisi sejauh ini telah menangkap tujuh tersangka dan masih mencari sejumlah orang yang diduga terkait dengan kelompok teroris Solikhin. “Sampai saat ini tersangkanya ada 7 orang,” kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar dalam acara yang sama di Bandung.
Selain Istana Negara, lanjut Boy, sasaran sasaran teroris lainnya adalah kantor polisi di Majalengka. Selain itu, ada juga teroris yang mengincar kantor pemerintah, kantor media, dan Kedutaan Besar Myanmar. “Kami ingin terus menyelidikinya,” kata Boy.
Boy mengingatkan, saat ini ancaman teror kelompok ISIS semakin mendekat ke Indonesia. Oleh karena itu, pihak berwenang dan masyarakat harus bekerja sama untuk melindungi negara dari ancaman terorisme.
“Bahrun Naim masih di Suriah. Dari sana mereka membangun sel-sel baru di Indonesia. Dan kita tahu, basis gerakan ISIS di Asia Tenggara ada di Filipina Selatan. “Dekat sekali dengan kita,” kata Boy.
Boy mengajak seluruh elemen masyarakat untuk membangun kesadaran, khususnya terhadap orang-orang baru di lingkungan sekitar. Menurutnya, diperlukan semangat kepedulian masyarakat untuk menghilangkan ancaman teroris.
Sementara untuk pengamanan jelang Natal dan Tahun Baru, Boy mengatakan polisi melakukan Operasi Lilin yang diawali dengan operasi penciptaan kondisi untuk mendeteksi dini aktivitas kelompok teroris.
“Kita bisa menghilangkan semaksimal mungkin bahaya bahwa tanggal ini menjadi tanggal khusus bagi kelompok jaringan teroris,” ujarnya. —Rappler.com