Thailand vs Indonesia: Menunggu sejarah baru
- keren989
- 0
Selangkah lagi, pasukan Garuda akan menjadi legenda. Menjadi satu-satunya tim yang pernah menang.
JAKARTA, Indonesia — Indonesia akan bertanding melawan Thailand pada pertandingan dan taktik di Stadion Rajamangala, Bangkok pada Sabtu, 17 Desember pukul 19:00 WIB.
Tekanan dari pendukung tuan rumah akan membuat laga berjalan menarik dan tentunya akan memberikan suasana ganda bagi tuan rumah, Thailand.
Kali ini pelatih asal Thailand, Kiatisuk Senamuang, tak tampil lagi profil rendah. Pelatih yang akrab disapa Zico ini justru menegaskan keyakinan dan optimismenya bahwa laga nanti akan menjadi milik tuan rumah dan menjadi kekecewaan bagi Indonesia.
Ia berjanji Thailand akan bermain agresif di laga ini. Memastikan kemenangan karena itulah satu-satunya target yang diharapkan kelompok Gajah Putih. Bagi mereka, cukup rasa kecewa, sakit, dan kaget saat kalah 1-2 di Indonesia pada Rabu kemarin.
“Kami hanya punya satu pilihan untuk menang. Kami akan memberikan permainan terbaik kami untuk mengamankan gelar kelima kami di sini di hadapan para pendukung kami. “Kami ingin merayakan pencapaian itu di sini,” ujarnya usai latihan di Rajamangala.
Siap mengukir sejarah di pertemuan pertama, siapa pun yang menang akan menjadi juara. Tren ini selalu ditampilkan pada ajang AFF yang menggunakan format final pulang dan pergi. Namun, bagi Kiatisuk itu hanya sekedar statistik dan mitosnya siap dihancurkan di pertandingan berikutnya.
“Selalu ada kejutan dalam sepakbola. “Hasilnya tidak bisa diprediksi secara pasti, karena peluang menang kini ada di tangan kita,” ujarnya optimis.
Pelatih Alfred Riedl pun tak kalah optimisnya. Sekalipun harus melawan sejarah Indonesia yang tidak pernah juara AFF, tidak pernah menang di kandang sendiri, ia tetap memastikan kemampuan Indonesia memenangkan pertandingan.
“Kami akan membuat sejarah di sini,” ujarnya singkat saat ditanya seberapa yakinnya dia dengan hasil malam ini.
Ia memastikan Indonesia yang tinggal selangkah lagi meraih kemenangan tak mau mundur selangkah, apalagi kehilangan peluang. Riedl tak akan membuang momen sejarah begitu saja dengan menjadi juara untuk pertama kalinya.
“Kami tidak memasang target untuk menang atau semacamnya. Yang terpenting tim kita bermain maksimal
Tak ada kejutan soal pengganti Andik
Momentum mencetak sejarah menjadi juara AFF terbuka lebar pada laga malam ini. Sayangnya, kondisi skuad Indonesia yang tidak bisa full team akibat cedera lutut kiri PCL yang dialami Andik Vermansah, memaksanya hanya menjadi penonton di pinggir lapangan.
Riedl masih mencermati siapa penggantinya. Namun melihat kebodohan Riedl dan sulitnya bereksperimen ketika tidak diperlukan, bisa dipastikan Zulham Zamrun akan tetap dimainkan di posisi Andik, meski kenyataannya ia menjadi kartu mati dan lubang saat menyerang atau bertahan di pertandingan sebelumnya.
Yang menarik adalah komposisi di tengahnya. Melawan Thailand yang mengandalkan penguasaan bola dan memiliki pemain yang lebih baik di atas kertas jelas tidak mudah.
Manahati Lestussen masih belum direncanakan sebagai gelandang bertahan, filter terakhir sebelum masuk ke lini pertahanan dikomposisikan duet Hansamu Yama-Fachrudin. Duo ini dipilih setelah Riedl terpaksa menurunkan pemain cadangan setelah Yanto Basna absen.
Meski banyak yang bilang Manahati dan Bayu Pradana adalah dua jangkarnya, namun kenyataannya dalam permainan Bayu tidak pernah ada tandingannya, ia selalu unggul dari Manahati. Pemain PS TNI itu harus beroperasi dan mengamankan area di depan bek tengah.
Bayu akan menjadi gelandang disruptif dan perusak permainan Thailand. Hati-hati pemecah yang memastikan apa yang melukai Bayu hancur total dan bola bisa diamankan sebelum menyentuh kaki Fachrudin atau Hansamu Yama.
Kanan dan kiri, Zulham kemungkinan besar akan dimainkan bersama Rizky Pora. Oleh karena itu, serangan Indonesia bisa dipastikan banyak dimulai dari sayap kiri. Sebab menerobos Zulham hanya akan menyia-nyiakan bola.
Permainan pertahanan yang diterapkan Indonesia pasti akan berimbang serangan balik. Di sini bola akan lebih berat ke kiri karena kecepatan transisi yang dimiliki Rizky.
Di belakang striker Boaz Salossa ada Stefano Lilipaly yang akan memberikan dukungan di lini depan namun juga akan menjadi gelandang yang akan merusak serangan lawan. Strategi ini diterapkan saat menjamu Vietnam di semifinal.
Sedangkan Thailand yang awalnya menggunakan sistem 4-2-3-1 pada pertandingan di Indonesia akan berubah menjadi 3-5-2 seiring berjalannya babak penyisihan grup. Saat itu, perubahan taktik Thailand mempertajam serangan mereka.
Indonesia dikalahkan 2-4. Mereka kemudian membongkar pertahanan Singapura dan akhirnya menang 0-1. Melawan Filipina juga menggunakan perubahan ini.
Menarik untuk dinantikan apakah Teerasil Dangda akan membuat Indonesia tertarik. Atau jujur saja, tekanan di laga terakhir membuat otot kaki eks striker Almeria itu kaku dan sulit mencetak gol ke gawang Indonesia.—Rappler.com
Baca juga laporan Rappler lainnya tentang Piala AFF 2016: