• November 30, 2024
The Burghers hancur berkeping-keping, Stoke merajalela

The Burghers hancur berkeping-keping, Stoke merajalela

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Manchester City tak berkutik dengan penguasaan permainan efektif Stoke

JAKARTA, Indonesia—Apa yang ditakutkan manajer Manchester City, Manuel Pellegrini, akhirnya terjadi. Stoke City mencoba mengendalikan permainan dan City kewalahan.

Klub nama panggilan Masyarakat mereka kalah 0-2 di kandang Stoke, Stadion Britannia, pada hari Sabtu 5 Desember.

Dua gol Keluarga Tembikar—Julukan Stoke—dibawakan oleh Marko Arnautovic pada menit ketujuh dan ke-15.

Pellegrini mengatakan sebelum pertandingan bahwa Stoke sedikit berubah musim ini. Dengan kedatangan beberapa pemain baru seperti Xherdan Shaqiri, Ibrahim Afellay, dan Marco van Ginkel, gaya bermain mereka mulai sedikit berubah.

“Stoke mulai lebih mengontrol bola,” kata manajer asal Chili itu BBC.

Manajer Stoke Mark Hughes menggabungkan pemain yang biasa dia gunakan permainan lewat itu dengan gaya bermain ahli Erik Pieters dan Glen Johnson persimpangan.

Alhasil, Stoke mampu mendominasi lini tengah pertandingan. Umpan terobosan mereka juga lebih efektif.

Meski City mendominasi penguasaan bola, Stoke lebih mampu mendikte permainan. Penampilan individu mereka juga lebih gemilang dibandingkan tim tamu.

Situs statistik Squawka mengatakan Stoke seharusnya bisa mencetak gol total pada babak pertama mengambil (menggiring bola melewati lawan) sebanyak 20 kali. Bandingkan dengan City yang hanya 4 kali.

Selain itu, pilihan strategi Hughes juga ternyata tepat. Pada formasi 4-2-3-1, mantan pemain Manchester United itu tidak menggunakan striker Marko Arnautovic sebagai ujung tombak serangan.

Dia memasang pembom Austria sebagai sayap. Ujung tombaknya diserahkan kepada Bojan Krkic.

Faktanya, Bojan adalah tipe penyerang kedua. Bukan tanpa alasan Hughes menjadikan pemain asal Spanyol itu sebagai ujung tombak serangan.

Mantan pemain Barcelona itu rupanya diplot sebagai salah sembilan alias penyerang bayangan. Ketika, sasaran sebenarnya adalah Arnautovic.

Bojan mampu membuat pemain belakang City konsentrasi padanya. Ia mampu menarik bek lawan keluar dari posisinya. Alhasil, Arnautovic pun leluasa mengebom gawang Joe Hart.

Kemenangan Stoke juga tak lepas dari penampilan gemilang tim menggiring bola mereka dapat diandalkan. Bojan, Shaqiri, dan Afellay mampu mengganggu City dengan umpan-umpan pendeknya.

City yang biasanya bermain dengan passing taktis justru frustrasi dan banyak memainkan bola-bola panjang.

Situasi diperparah dengan kinerja striker Wilfried Bony. Pemain asal Pantai Gading itu kembali menjadi kartu mati City. Ia tak mampu menembus pertahanan lawan.

Hal serupa juga terjadi pada trio lini tengah City Kevin De Bruyne, David Silva, dan Raheem Sterling yang terlihat risih bermain. Sebuah gol cepat di awal pertandingan membuat mereka berebut untuk bangkit.

Bukannya menambah gol, mereka justru menambah daftar panjang kesalahan umpan klub asuhan Sheikh Mansour. –Rappler.com

BACA JUGA

Sidney hari ini