• April 12, 2025
Tidak ada hambatan bagi perempuan untuk bekerja di bidang militer

Tidak ada hambatan bagi perempuan untuk bekerja di bidang militer

JAKARTA, Indonesia – Pekerjaan di sektor militer biasanya didominasi oleh laki-laki. Namun bagi Deborah Roche Lee James, kalimat tersebut kurang tepat.

Ia meyakini di era milenium saat ini, tidak ada yang bisa menghalangi perempuan untuk berkarir di bidang apa pun, termasuk militer. Hal serupa juga terjadi dalam kehidupan Lee James.

Lee James tidak pernah bercita-cita bekerja di Departemen Pertahanan Amerika Serikat, malah percaya menjadi Kepala Staf Angkatan Udara Amerika Serikat ke-23. Sebagai kepala staf, perempuan berusia 58 tahun itu mengemban tanggung jawab memimpin sekitar 660 ribu personel TNI AU yang berada di Tanah Air dan ditugaskan di berbagai negara.

“Saya juga bertanggung jawab menyelenggarakan pelatihan dan membekali personel TNI AU dengan modernisasi teknologi. “Kita juga punya anggaran besar yang perlu diawasi,” kata Lee James saat ditemui Rappler, Senin, 29 Agustus dalam rapat terbatas di Menteng.

Jujur saja, Lee James mengatakan, sejak pertama kali lulus kuliah, ia hanya ingin berkarir sebagai diplomat di Departemen Luar Negeri. Namun takdir berkata lain, impian itu pupus ketika ia tidak diterima.

“Saya ingat merasa frustrasi dan menangis di kamar saya selama 5 hari. Namun, saya punya impian lain, yaitu tetap makan dan bertahan hidup. “Jadi saya harus bekerja dan mulai melamar ke departemen lain,” kata perempuan lulusan Universitas Columbia di New York itu, yang mengaku akhirnya diterima di Departemen Pertahanan.

Meski tidak memiliki pengalaman di bidang militer dan berlatar belakang sipil, hal tersebut tidak menyurutkan semangatnya. Lee James memiliki karir yang sukses hingga akhirnya diangkat menjadi asisten Menteri Pertahanan yang membidangi pengembangan personel militer.

Sebagai seorang perempuan dan mempunyai posisi yang strategis, Lee James mampu mengambil kebijakan yang lebih ramah terhadap sesamanya. Selain itu, 20 persen staf AU adalah perempuan.

Maka tidak mengherankan jika dia berupaya menciptakan lingkungan di mana setiap orang dapat berkembang.

“Agar orang-orang hebat ini bisa bertahan, saya harus punya satu tujuan yaitu memastikan 3P tercapai dengan baik. 3P yang dimaksud adalah: kebijakan, proses Dan rakyat,” dia berkata.

Namun, ia melakukan beberapa perubahan yang cukup drastis dalam hal kebijakan di Angkatan Udara AS. Setidaknya ada 3 kebijakan baru yang diterapkan Lee James selama 2,5 tahun menjabat.

“Pertama, kami meningkatkan porsi cuti selama hamil dan setelah melahirkan. “Kami punya cuti hamil dua kali lipat, kami juga memberikan cuti untuk ayah,” kata Lee James.

Sedangkan cuti pasca melahirkan yang semula 6 bulan kemudian diperpanjang menjadi satu tahun.

“Kedua, kami menerapkan kebijakan career break. “Selama ini, staf AU bisa mengambil cuti untuk membesarkan keluarga, kembali kuliah, lalu kembali ke jabatannya tanpa takut kehilangan kesempatan untuk dipromosikan,” ujarnya.

Perubahan ketiga adalah tidak adanya masa percobaan bagi perempuan. Artinya, selama perempuan dapat memenuhi standar yang ditetapkan untuk mendapatkan pekerjaan, mereka mempunyai peluang yang sama dengan laki-laki.

“Dengan ini kita bisa membuka sekitar 4.000 lapangan kerja baru bagi perempuan dan sekitar 220 ribu lapangan kerja baru di berbagai posisi di bidang militer,” ujarnya.

Lee James menjelaskan, dengan kebijakan ini diharapkan staf AU khususnya perempuan tidak lagi diharuskan memilih antara karir atau keluarga. Langkah selanjutnya adalah menerapkan kebijakan tersebut secara konsisten.

Mendorong lebih banyak keterlibatan perempuan

Dalam acara yang sama, Lee James menyampaikan bahwa terdapat kemajuan signifikan bagi perempuan untuk mencapai jabatan tertinggi sebagai Presiden. Namun yang menjadi tanda tanya baginya adalah apakah peluang serupa terbuka bagi perempuan lain.

“Di Amerika juga ada perempuan yang berhasil mencapai karir tertinggi. Saya juga percaya bahwa saya bisa mencapainya, jadi saya di posisi ini. “Tujuan saya adalah apakah kita dapat mendorong lebih banyak perempuan untuk menduduki posisi tersebut,” katanya.

Meski demikian, ia mengingatkan agar perempuan harus siap menghadapi kenyataan bahwa hidup tidak selalu berjalan mulus. Ia menyebutnya kehidupan seperti garis zigzag.

“Ada baiknya ketika Anda melewati situasi yang buruk, Anda bisa belajar, bertumbuh, bangkit kembali dan mencoba, lalu menjalani kehidupan yang lebih baik,” ujarnya.

Diskusikan Laut Cina Selatan

Indonesia menjadi negara terakhir yang dikunjungi Lee James. Sebelumnya, ia mengunjungi Singapura, India, dan Filipina.

Meski hanya berkunjung 1 hari, ia bertemu dengan beberapa kelompok perempuan inspiratif, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dan Kepala Staf TNI AU. Salah satu persoalan yang dibicarakan dengan kedua petinggi militer tersebut adalah konflik di Laut Cina Selatan.

“Tampaknya Indonesia dan AS memiliki pandangan yang sama dengan tetap menjaga 3 prinsip utama yaitu kebebasan navigasi di laut dan udara, penegakan hukum, dan penyelesaian konflik di Laut Cina Selatan secara damai. “Saya ucapkan selamat kepada Menteri Pertahanan karena Indonesia berhasil menjaga 3 prinsip utama tersebut,” ujarnya.

Isu serupa juga ia kemukakan saat berkunjung ke Filipina. Lee James yakin konflik LCS ini juga akan dibahas oleh para pemimpin ASEAN saat KTT digelar awal September mendatang. – Rappler.com

Pengeluaran HK