• November 23, 2024
Tiga hari setelah Ramadhan, listrik masih terputus-putus di Aceh

Tiga hari setelah Ramadhan, listrik masih terputus-putus di Aceh

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Salat tarawih juga dilaksanakan dalam keadaan gelap

PIDIE, Indonesia – Fahmi baru saja mengenakan sarung ketika kegelapan tiba-tiba menyerbu kamarnya pada Jumat, 26 Mei. “Listriknya mati,” ucapnya lalu menyalakan senter di ponselnya.

Meski hari sudah gelap, niat Fahmi untuk menunaikan salat tarawih tak surut. Mengenakan kemeja coco hitam dan peci, ia kemudian mengendarai sepeda motornya menuju Masjid Raya Keumala di Pidie, Aceh.

Situasi di masjid tampak gelap. Alih-alih menyalakan genset, panitia penyelenggara salat tarawih justru menyalakan beberapa lilin. Lilin-lilin tersebut diletakkan di samping imam dan di antara jamaah.

Jadi salat dilakukan dalam keadaan gelap. Cahaya lilin yang temaram sesekali menerangi jamaah. Selain kegelapan, pemadaman listrik juga membuat pengeras suara masjid tidak dapat berfungsi.

“PLN harus pastikan listrik tidak padam, kami sangat terganggu dengan suasana gelap ini,” kata Fahmi kepada Rappler.

Fahmi tentu kecewa. Sebab sepanjang Sabtu pagi hingga sore, listrik di Pidie mati-hidup atau on off. Bahkan hingga malam ketiga Ramadhan, keadaan tak berubah.

Di Kecamatan Mila, Pidie, listrik padam sejak Maghrib hingga selesai salat Tarawih. Sementara listrik di Kecamatan Keumala, Pidie, mulai padam setelah salat Tarawih berakhir pada pukul 21.30 WIB.

Di beberapa daerah lain, listrik padam saat subuh. Oleh karena itu, warga terpaksa menyantap makanan sahur dalam kondisi gelap atau remang-remang karena cahaya lilin.

Permasalahan listrik di Pidie telah dijelaskan pada awal April lalu oleh Humas PT PLN (Persero) Wilayah Aceh. Dalam rilis yang mereka keluarkan disebutkan bahwa untuk memaksimalkan pasokan listrik menjelang Ramadhan, PLN melakukan upgrade konduktor (penggantian kabel transmisi dari ACSR 240 mm2 kha 600 A menjadi ACCC 310 mm2 kha 1200 A).

Pekerjaan dimulai pada 2 April 2017 dan diperkirakan selesai pada 22 Mei 2017, kata T Bahrul Halid, Humas PLN Aceh, dalam keterangannya, Selasa, 4 April 2017.

Saat itu, karena alasan pemeliharaan, PLN Aceh melakukan pemadaman terus menerus setiap tiga jam selama seminggu di sejumlah wilayah di Aceh.

Namun, meski PLN telah memperbarui konduktornya, pemadaman listrik bergilir masih terjadi selama Ramadhan. “Gerhana masih terjadi,” kata Fahmi. —Rappler.com