• April 22, 2025
Tiga WNI tewas dalam pertempuran di Filipina selatan?

Tiga WNI tewas dalam pertempuran di Filipina selatan?

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Ketiga WNI tersebut diduga bergabung dengan kelompok militan Maute yang diburu pemerintah Filipina.

JAKARTA, Indonesia – Tiga warga negara Indonesia dilaporkan tewas dalam pertempuran antara militer Filipina dan kelompok teroris Maute pada Selasa, 25 April di provinsi Lanao del Sur. Menurut militer Filipina, serangan mereka menewaskan hampir 40 anggota kelompok militan yang setia kepada Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Selain menewaskan tiga warga negara Indonesia, penyerangan tersebut juga menyebabkan satu warga negara Malaysia meninggal dunia. Orang asing yang tewas dalam serangan itu termasuk di antara 160 pejuang kelompok militan Maute.

Komandan Militer Nasional Filipina Jenderal Eduardo Ano mengatakan serangan terhadap pejuang kelompok Maute dimulai pada akhir pekan di kepulauan Mindanao.

“Kami berhasil membunuh sekitar 37 musuh, 14 di antaranya teridentifikasi dan 23 lainnya tidak teridentifikasi, termasuk tiga warga negara Indonesia dan satu orang asal Malaysia,” kata Ano kepada media di Manila.

Hingga saat ini, belum jelas dari mana ia mendapatkan angka jumlah musuh yang terbunuh.

Sementara itu, juru bicara brigade yang memimpin penyerangan ke kota Piagapo di provinsi Lanao del Sur, Letnan Kolonel Jo-ar Herrera, mengatakan pasukannya hanya menemukan tiga mayat di darat. Namun berdasarkan informasi dari informan dan warga setempat, jumlah korban tewas pada kelompok ekstremis jauh lebih tinggi.

Pasukan di lapangan juga menemukan beberapa paspor asing milik beberapa pejuang Kelompok Maute yang tewas. Ano mengatakan beberapa pejuang yang tewas merupakan mantan anggota kelompok militan Jemaah Islamiyah (JI) yang mendalangi aksi bom Bali tahun 2002.

Kelompok JI diketahui sudah lama berada di Filipina bagian selatan. Bahkan, mereka juga memberikan pelatihan militer kepada warga setempat. Salah satunya tentang cara merakit bom.

Dalam penyerangan yang dilakukan akhir pekan lalu, militer Filipina mengerahkan jet tempur FA-50, helikopter bersenjata, dan pesawat yang dilengkapi amunisi dan bom. Mereka menyerang markas Maute dan akhirnya mengambil alih. Perkemahan ini luasnya tiga hingga empat hektar.

Dari penggeledahan barang-barang Maute di kamp tersebut, personel militer Filipina berhasil menemukan beberapa benda antara lain granat, laptop, telepon genggam, alat peledak dengan teknologi cukup canggih, dan kamera untuk merekam video perekrutan untuk diambil.

Kini, personel militer Filipina masih mencari lebih dari 100 anggota Maute yang melarikan diri ke perbukitan. Maute sendiri merupakan salah satu dari beberapa kelompok Muslim bersenjata yang ada di Filipina bagian selatan. Para pemimpin mereka pun mendeklarasikan diri sebagai anggota kelompok ISIS.

Belum dikonfirmasi

Sementara itu, Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal mengatakan, sejak mendengar informasi adanya tiga WNI yang tewas dalam pertempuran tersebut, KBRI telah meminta konfirmasi atas kabar tersebut.

“Angkatan Bersenjata Filipina (AFP) telah menginformasikan bahwa tes DNA akan dilakukan terhadap 36 orang. Namun hingga saat ini belum dilakukan tes DNA, kata Iqbal melalui pesan singkat, Rabu, 26 April.

KJRI Davao mengaku mendapat informasi dari otoritas setempat tentang ditemukannya paspor Indonesia atas nama MIS. Namun AFP belum memastikan di mana paspor itu ditemukan.

“Mereka juga tidak memberikan informasi apakah paspor tersebut ada hubungannya dengan 36 orang yang tewas dalam penyerangan di provinsi Lanao del Sur,” ujarnya lagi. – dengan pelaporan AFP/Rappler.com

togel sidney pools