• April 22, 2025
Tim Ahok-Djarot mengeluhkan permasalahan administrasi pemilih

Tim Ahok-Djarot mengeluhkan permasalahan administrasi pemilih

Banyak backer yang tidak mendapatkan C6 hingga script NIK tidak cocok

JAKARTA, Indonesia – Tim pemenangan pasangan calon nomor urut dua, Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat mengeluhkan kendala administrasi yang dihadapi pendukungnya jelang putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017. Banyak yang tidak menerima formulir C6 karena salah menulis NIK.

Fakta yang kami temukan di lapangan, ringkasan laporan 4 hari terakhir tentang keterlambatan distribusi C6, banyak yang melaporkan tidak terlayani dengan baik dengan berbagai varian, kata salah satu anggota tim pemenangan data pemilih. kata departemen dan saksi I Gusti Putu Artha di Jakarta pada Selasa 18 April 2017.

Melalui pusat pengaduan BaDja, tim menerima 1.483 laporan. Ada pula yang melapor langsung ke Putu lewat telepon genggam pribadinya. Jenis pengaduan yang diterima adalah suporter tidak menerima C6 secara kolektif. Jumlahnya bisa mencapai ratusan orang.

Saat ia protes ke Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), jawaban yang didapat kurang memuaskan. Pernyataannya sederhana, tidak perlu membawa C6, tidak apa-apa, cukup membawa KTP, kata Putu menirukan laporan tersebut.

Ia juga mempertanyakan banyaknya pemberitaan mengenai perbedaan NIK atas C6 dan KTP elektronik pemilih. Ada beberapa jenisnya, mulai dari angka yang hilang hingga angka yang salah total. Bahkan, ada juga laporan yang menyebutkan seluruh NIK pemilih salah tulis mulai 1 TPS dan seterusnya. “Dari segi asumsi kesalahan manusia“Tidak masuk akal,” kata Putu.

Masalah serius

Putu menilai persoalan C6 merupakan sesuatu yang serius karena bisa mengakibatkan pemungutan suara berulang di satu tempat. Misalnya saja kejadian di TPS 29 Kalibata yang dilakukan pemungutan suara ulang pada putaran pertama, karena ada yang kedapatan menggunakan C6 orang lain untuk memilih.

Kekhawatiran tim bertambah karena ada isu mobilisasi massa dari luar kota pada Rabu, 19 April 2017. “Makanya besok KPU akan menjelaskan berapa jumlah C6 yang akan digali. Sebab, jika C6 tidak diserahkan kepada pemilih malam ini, maka akan dicatat di KPPS dan akan diketahui hasilnya, kata Putu.

Putu mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) DKI Jakarta namun pesimistis. Menurut dia, persoalan utama ada di tingkat akar rumput, yakni panitia TPS.

Jadi bagaimana Anda mengatasi masalah ini? “Kami serius berkomunikasi dengan teman-teman di bawah. Kurang lebih ‘bu pak tolong bantu kami, kalau belum kasih C6, hubungi teman lain yang belum datang dan datang ke KPPS. Minta haknya,” ujarnya.

Cara ini, lanjutnya, efektif di beberapa tempat. Ia juga menghimbau para pendukung untuk datang secara berkelompok jika laporan pribadi diabaikan.

Begitu pula dengan bug NIK yang diyakini merupakan desain palsu. Ia mengatakan, KPUD menyampaikan formulir C6 tidak menjadi syarat wajib asalkan membawa tanda pengenal resmi seperti KTP, SIM, atau Kartu Keluarga (KK).

Jika ada pihak yang kemudian mempersulit pemilih yang membawa persyaratan tersebut, berarti ada sesuatu yang melatarbelakanginya. “Jika masyarakat dilarang memasuki TPS, maka itu bukti bahwa hal itu memang dirancang. “Kalau besok tidak terjadi apa-apa, berarti aman,” ujarnya.

Salah satu contoh persyaratan yang ribet adalah, jika yang bersangkutan sudah menunjukkan KTP, maka akan dimintai SIM hingga kartu keluarga. Oleh karena itu, tim meminta pemilih membawa seluruh dokumen tersebut ke TPS. “Kami tidak ingin dikendalikan lagi,” ujarnya.

Tim pemenang tetap terjaga hingga rekap berakhir. Bahkan mereka menyiapkan 3 orang ahli hukum independen untuk menangani permasalahan di lapangan, serta 20 pusat pengaduan melalui telepon.

Kirim utuh

Terkait C6 yang bermasalah, Komisioner KPUD DKI Jakarta Moch Sidik meminta agar yang bersangkutan mengirimkan formulir C6 secara lengkap. “Teman operator minta formulir C6 difoto close up utuh, dengan tanda tangan basah. Kita harus hati-hati,” katanya.

Namun, ia membantah tidak bisa memilih tanpa C6 atau data lainnya. Sepanjang terdaftar di DPT dan dapat menunjukkan tanda pengenal resmi, petugas tetap wajib bertugas.

Sebagai informasi, laporan yang diterima tim Ahok-Djarot terbanyak berasal dari warga di kawasan Rusun Albo Cakung Barat, Komplek Taman Modern Cakung, Apartemen Park View Sunter, Perumahan Green Lake Cengkareng, Perumahan Puri Mansion Jakarta Barat. Rata-rata pasangan Ahok-Djarot tampil di tempat ini.

—Rappler.com

Togel Sidney