Timnas harus menentukan nasibnya sendiri
- keren989
- 0
Indra Sjafri memerintahkan pasukannya untuk fokus. Tidak perlu memikirkan pertandingan lainnya
JAKARTA, Indonesia – Timnas U-19 Indonesia akan menjalani laga hidup mati di Piala AFF U-18 melawan Brunei Darussalam U-19 di Stadion Thuwunna, Yangon, Myanmar pada Rabu, 13 September pukul 15.00 WIB. Peluang juara Indonesia cukup besar, namun mampukah tim Garuda Nusantara lolos dari persaingan Grup B?
“Indonesia harus menentukan nasibnya sendiri.” Komentar tersebut disampaikan Pelatih Timnas U-19 Indra Sjafri saat dihubungi Rappler pada Rabu pagi, 13 September. Artinya, Indra tak ingin para pemainnya memikirkan hasil di laga lain, melainkan memilih fokus memainkan laga tersebut untuk lolos.
Peluang lolos terbuka lebar jika Indonesia bisa menang dengan selisih besar melawan Brunei. Pasalnya, penentuan lolos atau tidaknya Rachmat Irianto dkk juga ditentukan dengan menunggu hasil di laga lain yakni antara tuan rumah Myanmar kontra Vietnam.
Sayangnya tidak ada membenarkanPada pertandingan penentuan grup diadakan pada waktu yang berbeda. Indonesia harus bermain pada sore hari, sedangkan Myanmar-Vietnam bermain pada malam harinya. Tim tuan rumah hanya bisa bermain dengan mata untuk lolos, namun Indonesia bisa membuat kondisi kedua tim semakin sulit jika bisa menang dengan skor super besar, misalnya 9-0 atau bahkan 10-0.
Memang bukan perkara mudah, pasalnya semua tim pasti sudah mengetahui kelebihan masing-masing. Apalagi jika Brunei menerapkan permainan seperti yang dilakukan Vietnam tekanan Rapat dan tertutup, dipastikan laga akan berjalan alot bagi lini belakang Indonesia.
Satu-satunya cara adalah mencetak gol demi gol, dan mencetak gol dengan cepat untuk mematahkan mentalitas pemain lawan. Namun sebelum Indonesia mengarah ke sana, Indonesia harus terlebih dahulu menetapkan niat dan memperkuat mental para pemainnya. Perasaan tertekan dan tergesa-gesa karena ingin mencetak banyak gol harus dibuang terlebih dahulu.
“Saya tidak ingin para pemain di lapangan memberikan kesan terburu-buru untuk mencetak banyak gol. Bagi saya itu tidak perlu, mainkan saja dengan baik. Jangan sampai salah,” kata Indra.
Di sisi lain, pelatih Brunei Fujiwara Takao meminta maaf kepada fans Brunei. Ia berjanji, Brunei yang selama ini kerap menjadi incaran tim lawan harus diminimalisir selama ini.
“Kami bertekad tidak ingin lagi menjadi sasaran gol lawan. Saya minta maaf. “Tetapi kami tetap berusaha memberikan yang terbaik,” tegas Fujiwara.
Serangan total
Jika melihat skema Garuda yang diusung pelatih Indra Sjafri, sebenarnya permainan ini cukup ideal untuk bermain menyerang. Sayangnya, di lini depan, banyak peluang yang didapat tidak menjadi gol karena minimnya tipikal pemain pembuat gol.
Untuk menutupi kekurangan tersebut, tak ada salahnya Indra memainkan formasi 4-1-3-1-1 dengan mengubah komposisi pemainnya dan membuatnya sedikit lebih maju. Dengan kata lain, susunlah empat pemain bertahan dan semuanya bertipikal bek, kemudian jangkar seorang gelandang energik dan turunkan lima pemain sisanya yang bertipikal penyerang.
Dua pemain berformasi 1-1 di lini depan, diisi dua penyerang M Rafli dan Hansi Saghara yang juga bisa memberikan tekanan lebih ke pertahanan Brunei. Dengan sikap keduanya, permainan bola diakhiri dengan sundulan, besar kemungkinannya bisa didapat.
Di sisi sayap, Saddil dan Egy Maulana Vikri cukup berpengaruh dan sama-sama punya kemampuan persimpangan yang bagus didukung oleh M Iqbal yang bisa membagi bola dengan baik. Jika ingin memberikan tekanan lebih, Feby Eka Putra bisa dimainkan bersama dengan menempatkan M Iqbal sebagai jangkarnya.
Akibatnya serangan akan bersifat sporadis, namun di lini tengah Indonesia sedikit kalah. Namun ketika tertinggal, pemain bertahan bisa langsung melepaskan umpan-umpan panjang ke depan saat terkena serangan balik. –Rappler.com