TNI membantah membayar uang tebusan untuk membebaskan WNI dari Abu Sayyaf
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Gatot mengatakan, pembebasan kedua WNI tersebut dapat terwujud berkat upaya diplomasi antara TNI dan Angkatan Bersenjata Filipina.
JAKARTA, Indonesia – Panglima TNI Gatot Nurmantyo menegaskan pembebasan dua WNI dari cengkeraman kelompok militan Abu Sayyaf tidak melibatkan uang tebusan. Pembebasan tersebut bisa terwujud, kata Gatot, berkat kerja sama yang baik antara TNI dan Angkatan Bersenjata Filipina.
“Tidak ditebus. “Saya jamin mereka tidak akan ditebus, tapi ini merupakan upaya diplomasi dan kerja sama antara TNI dan AFP (Angkatan Bersenjata Filipina) agar mereka bisa dibebaskan,” kata Gatot di Mabes TNI di Cilangkap, Jumat. dikatakan. 8 September.
Kedua WNI bebas tersebut diketahui bernama Saparuddin bin Koni dan Sawal bin Maryam. Keduanya berasal dari Majene, Sulawesi Barat.
Mereka diculik pada 19 November 2016 di perairan Lahad Datu, Malaysia. Saat itu, mereka bekerja di kapal penangkap ikan berbendera Malaysia bernama Madai Dua Kunak.
Kedua WNI tersebut dibawa ke markas AFP dan ditemui pejabat Konjen RI di Davao. Namun, masih ada lima sandera asal Indonesia lainnya yang berada dalam cengkeraman Abu Sayyaf.
Berdasarkan data Kementerian Luar Negeri, mereka diculik pada dua waktu berbeda. Pada tanggal 5 November 2016, Abu Sayyaf menculik dua warga negara Indonesia di perairan Kretam, Sabah. Kedua WNI tersebut diketahui bernama La Utu bin La Raali dan La Hadi bin La Edi. Mereka berasal dari Wakatobi, Sulawesi Tenggara.
Sedangkan tiga WNI lainnya diculik di perairan Kepulauan Taganak, Sabah pada 18 Januari 2017. Mereka diketahui adalah Hamdan bin Saleng, Sudarling Samansung dari Kepulauan Selayar, dan Subandi bin Sattu. Ketiganya berasal dari Sulawesi Selatan.
Lantas apa upaya TNI membebaskan kelima WNI tersebut?
Lima WNI masih dalam proses karena pembebasan sandera harus dilakukan secara hati-hati. “Aman banget dan jangan sampai salah atau salah langkah,” ucapnya.
Gatot pun menegaskan tidak akan ada negosiasi kompensasi. Pernyataan Gatot selalu sama saat ditanya soal proses pembebasan. Meski pada kenyataannya sulit untuk membebaskan sandera Abu Sayyaf tanpa melibatkan uang tebusan. (BACA: Uang Tebusan Sepuluh Miliar Rupiah untuk Bebaskan Sandera WNI)
Berbagai laporan dan saksi pun membenarkan klaim tersebut. Selain itu, Abu Sayyaf dikenal sebagai kelompok militan yang fokus pada “penculikan untuk mendapatkan uang tebusan” atau penculikan untuk mendapatkan uang.
Untuk mencegah terulangnya penculikan, militer Filipina, Indonesia, dan Malaysia sepakat untuk melakukan patroli terkoordinasi. Padahal, hal itu diperbolehkan oleh TNI pengejaran ke wilayah perairan negara lain, apabila ditemukan adanya indikasi penculikan di dekat wilayahnya. – Rappler.com