• October 3, 2024

Tokoh masyarakat mendesak Jokowi membuka dialog Papua-Jakarta

Penembakan yang masih terjadi di Papua menunjukkan upaya pemerintah untuk mendamaikan Bumi Cendrawasih gagal

JAKARTA, Indonesia – Tokoh masyarakat Papua meminta Presiden Joko “Jokowi” Widodo membuka dialog mengenai berbagai persoalan kekerasan yang terjadi di Papua, baik yang menimpa korban aparat keamanan maupun warga sipil.

“Kami berharap Presiden Joko Widodo dalam kunjungannya ke Papua pada akhir tahun 2015 dapat memberikan sinyal tentang dialog sebagai salah satu cara untuk menyelesaikan konflik vertikal antara pemerintah dan masyarakat Papua,” kata Pastor Neles Tebay dalam pernyataannya. pesan elektronik ke Rappler. , Senin, 28 Desember.

Pemerintah, kata Peter, harus menunjuk seseorang yang bisa menjembatani dialog antara Jakarta dan Papua, sebagai langkah awal.

Menurut Peter, dialog ini sangat mendesak, sebab berbagai tindak kekerasan, baik penembakan maupun penyerangan, meningkat signifikan pada tahun 2015.

“Desember tahun ini khususnya diisi dengan serangkaian penembakan dan pembunuhan baik terhadap anggota TNI maupun Polri, serta masyarakat sipil, khususnya penduduk asli Papua,” ujarnya.

Penembakan terakhir terjadi pada Minggu, 27 Desember di Sinak, Kabupaten Puncak Papua, menewaskan tiga anggota polisi bernama Brigadir Ridho, Bripda Arman, dan Bripda Ilham, serta melukai dua anggota lainnya, Brigadir Suma dan Bripda Rian.

“Penembakan ini semakin menunjukkan bahwa konflik vertikal antara pemerintah Indonesia dan masyarakat asli Papua, khususnya masyarakat Papua yang tergabung dalam Organisasi Papua Merdeka (OPM), masih belum terselesaikan. “Masih ada konflik vertikal antara pemerintah dan OPM,” ujarnya.

Kekerasan seperti penembakan yang dijadikan sebagai sarana penyelesaian permasalahan selama 52 tahun integrasi Papua dengan NKRI, nampaknya belum mampu menyelesaikan permasalahan.

“Sebaliknya, kekerasan dibalas dengan kekerasan dan seterusnya, sehingga setiap kekerasan melahirkan kekerasan baru. Hingga konflik vertikal ini ditemukan solusinya, korban akan terus berjatuhan, baik di pihak aparat keamanan maupun masyarakat sipil, ujarnya.

Konflik kekerasan vertikal antara pemerintah dan OPM tidak bisa diselesaikan hanya dengan mendesak anggota OPM meninggalkan hutan dan kembali ke desanya untuk membangun desa. Imbauan seperti ini terbukti gagal selama 52 tahun sejak Papua bergabung dengan Indonesia.

Bahkan, ribuan buku Alkitab diterjunkan dari udara di gurun Papua dengan asumsi anggota OPM akan menemukan Alkitab, membacanya dan bertobat dengan harapan bisa kembali ke pangkuan ibu pertiwi. Cara ini belum menunjukkan keberhasilan.

Peristiwa penembakan lima polisi di Sinak Kabupaten Puncak Papua menunjukkan bahwa semua pendekatan di atas belum berhasil merebut hati OPM. Penembakan di Sinak memberikan pesan bahwa OPM masih aktif dan sewaktu-waktu dapat menimbulkan ancaman, kata Peter.

Oleh karena itu, kini saatnya pemerintah dan OPM mencari solusi realistis untuk menyelesaikan konflik vertikal tersebut. Jaringan Perdamaian Papua menyarankan agar solusi ini dicari melalui dialog dengan perwakilan pemerintah dan OPM.

Dalam dialog tersebut, kata Peter, kedua belah pihak hadir bukan untuk saling menuduh, menuding dan menyalahkan, namun untuk bersama-sama mengidentifikasi permasalahan dan membawa solusi yang dapat diterima oleh Pemerintah dan OPM.

Hal senada juga diungkapkan Zely Ariane dari Papua Kita yang berada di Bumi Cendrawasih.

“Kami punya ide yang sama dengan JDP,” kata Zely saat dihubungi Rappler, Senin sore.

Masalahnya, kata Zely, pemerintah pusat tidak pernah mengira ada masalah di Papua. “Itulah masalahnya,” katanya.

Zely mengatakan, solusi ini sudah dibahas dan disiapkan pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Namun penerapannya kurang maksimal karena tidak disambut baik oleh Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Hak Asasi Manusia saat itu.

Kini, kata Zely, masyarakat Papua menunggu langkah pemerintahan Jokowi. Mudah-mudahan Jokowi berbeda, ujarnya.

Jokowi akan berkunjung ke Papua besok, Selasa, 29 Desember hingga malam tahun baru.—Dengan laporan dari Febriana Firdaus/Rappler.com

BACA JUGA:

Togel Sydney