• July 11, 2025
Tottenham Hotspur vs Liverpool: The Kop mencari stabilitas

Tottenham Hotspur vs Liverpool: The Kop mencari stabilitas

JAKARTA, Indonesia — Penghuni baru Anfield memberikan dampak langsung pada pertandingan pertama mereka di Liga Inggris. Tanpa keraguan, penerus Musim lalu, Arsenal dikalahkan dengan skor besar 3-4.

Kemenangan besar perlahan mulai mendongkrak kepercayaan diri para pemain. Liverpool di musim baru tampil menjanjikan. Mereka bermain sangat agresif dan terus menekan lawannya. Mereka juga bermain sangat cepat dengan kedua sayapnya yang sangat tajam.

Debut musim 2016/2017 pun membangkitkan harapan bagi tim berjuluk itu Orang Komunis itu meningkat. Suporter menginginkan perbaikan di klasemen. Musim lalu, karena harus membagi fokus mereka ke Liga Europa, mereka bisa melakukannya menyelesaikan di posisi kedelapan Liga Premier.

Musim ini, tanpa laga di level Eropa, pasukan Juergen Klopp seharusnya bisa membawa perubahan besar di level domestik.

Tapi, harapan itu kembali menguap. Kemenangan besar itu tak ada jejaknya di laga kedua Liga Inggris. Jordan Henderson dan kawan-kawan dihajar dua gol tanpa balas oleh tim promosi Burnley. Empat hari kemudian tim itu diberi nama Kepala yang menggantikan Burton Albion 5-0 di Piala Liga.

Situasi roller coaster mereka melihat Liverpool tidak stabil. Mereka sangat agresif, namun juga sangat keropos di lini belakang. Dalam tiga laga tersebut mereka mencetak 9 gol, namun juga kebobolan 6 gol.

Faktanya, dari enam pemain baru yang didatangkan ke Anfield, dua di antaranya berstatus bek. Yakni Joel Matip yang dibeli dari Schalke 04 dan Ragnar Klavan (Augsburg).

Klavan bahkan berperan sebagai starter dalam dua pertandingan pertama Liverpool di Liga Premier. Namun duetnya dengan Dejan Lovren tak istimewa. Kedua pasangan bek tengah itu kebobolan 6 gol.

Oleh karena itu, pada laga melawan Burton Albion, Klopp memasang dua duet baru di jantung pertahanan, Lovren bersama Matip. Akibatnya, mereka mencetak lembar bersih alias tidak mengalah sama sekali.

Memang Burton Albion dan Burnley jelas tak bisa dibandingkan. Meski Burnley berstatus promosi, Burton saat ini masih tertahan di Divisi Championship, kasta kedua Liga Inggris. Namun rekor nihil kebobolan Burton membuat duet Matip-Lovren bisa menjadi alternatif terbaik sembari menunggu Klavan beradaptasi di Premier League.

Jika Klopp mempercayai Matip yang lebih senior (32 tahun) dibandingkan Klavan (30 tahun), ujian sesungguhnya ketangguhan bek Kamerun itu akan datang di White Hart Lane pada Sabtu 27 Agustus pukul 18:30 WIB. Pasalnya Liverpool akan menghadapi lawan tangguh peringkat ketiga musim lalu, dan tim tuan rumah, Tottenham Hotspur.

Spurs tidak meyakinkan

Namun Spurs musim ini berbeda dengan Spurs musim lalu. Nama panggilan tim Bunga Lily Putih Pada Premier League edisi 2015/2016, mereka kini bersaing ketat dengan Leicester City dalam perburuan gelar juara. musim ini, awal Spurs mengalami kelesuan.

Dari dua laga tersebut, mereka menang sekali dan seri sekali. Memang rekor tersebut lebih baik dibandingkan Liverpool yang pernah kalah sekali dan menang sekali. Namun pada laga melawan Crystal Palace pekan lalu, Spurs tak menunjukkan jati dirinya sebagai penantang serius gelar juara.

Mereka kesulitan mengatasi pasukan Alan Pardew. Satu-satunya gol datang dari striker anyar Victor Wanyama.

Oleh karena itu, laga melawan Liverpool akan menjadi bukti tim London Utara itu kembali tampil sebagai tim pemburu gelar. Apalagi kedua tim mempunyai karakteristik bermain yang bertolak belakang.

Liverpool jelas terobsesi dengan permainan cepat dan langsung musim ini. Mereka juga sangat agresif dalam mendorong lawannya. Tujuannya adalah menangkap bola dengan cepat dan mencetak gol dengan cepat.

Di sisi lain, Spurs merupakan tim yang lebih suka bermain permainan lewat. Mereka memegang bola lebih lama dan menjalankan skema sepak bola sendiri. Mereka pun lebih memilih bertahan di zona akhir lawan sambil menunggu posisi terbaik untuk mencetak gol.

“Kami adalah tim berbeda dengan filosofi berbeda,” kata Pochettino seperti dikutip BBC.

Situasi semakin sulit bagi Liverpool karena beberapa pemainnya absen. Philippe Coutinho diragukan bisa bermain karena ototnya masih dalam tahap pemulihan melumpuhkan– miliknya. Begitu pula dengan Emre Can yang mengalami cedera pergelangan kaki saat melawan Bulton.

Oleh karena itu, pilihan trio penyerang dalam sistem 4-3-3 kemungkinan besar akan terdiri dari Sadio Mane di kanan, Daniel Sturridge di tengah, dan Roberto Firmino di kiri. Namun ketiganya nampaknya bergerak cukup lancar. Sebab, Sturridge sebenarnya lebih nyaman sebagai pemain sayap kanan.

Sebagai pemain kidal, ia bisa langsung menembak ketika diberi ruang. Selain itu, ia mencetak dua gol untuk Liverpool melawan Burton. Soalnya posisi ini juga menjadi favorit Mane.

“Saya tidak ingin memainkan Daniel sebagai pemain sayap. “Dia memang bisa diturunkan di sana pada awal pertandingan, tapi di momen-momen menentukan dia harus terlibat di posisi akhir akhir,” kata Klopp.

“Dua golnya ke gawang Burton datang dari tengah kotak penalti. Saat itu dia sedang tidak dalam posisi melebar. Ini sepak bola, sangat fleksibel,” katanya.—Rappler.com

Data HKKeluaran HKPengeluaran HK