
Tsania Marwa ngotot ingin menceraikan Atalarik Syach
keren989
- 0
JAKARTA, Indonesia – Pasangan Atalarik Syach dan Tsania Marwa sama-sama hadir dalam sidang lanjutan kasus perceraian mereka yang digelar hari ini, Selasa, 18 April di Pengadilan Agama Cibinong, Bogor, Jawa Barat. Keduanya pun melalui proses mediasi melalui pengadilan.
Saat berada di ruang sidang sebelum mediasi digelar, Marwa dan Atalarik terlihat tidak berkomunikasi sama sekali dan bersikap dingin. Sebelumnya, Atalarik datang ditemani beberapa pengawal pribadi yang bertugas menjaganya. Usai persidangan, Atalarik kabur dan tak bersedia dimintai keterangan.
Marwa memberikan keterangan kepada awak media usai mediasi. “Alhamdulillah hari ini ada mediasi. Dan terima kasih Tuhan Bisa dibilang itu berjalan cukup baik. “Tetapi saya tegaskan, saya tetap pada keputusan saya untuk melanjutkan kasus perceraian saya terhadap Atalarik dan saya meminta hak asuh atas anak saya,” tegasnya.
Pihak Marwa nampaknya sangat bertekad untuk mendapatkan hak asuh kedua anaknya, Syarif dan Shabira. Marwa dan pengacaranya bahkan berencana mendekati Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) terkait permintaan hak asuh tersebut. Apalagi, pihak Marwa marah karena menuding Atalarik ingin mengambil paksa anaknya.
Jadi harus tahu, klien saya yang mau mengambil paksa anaknya itu tidak ada karena dalam perlindungan anak, selama anak itu belum berumur 12 tahun, hak asuh ada di ibu, di Marwa, kata Hamdan, Marwa. . pengacara yang turut mendampingi kliennya selama persidangan.
“Rencananya kami akan melaporkan hal ini ke KPAI, kami tidak ingin anak-anak mengalami gangguan psikologis. “Dengan penjelasan ini saya berharap media mengetahui bahwa klien kami, Marwa, tidak pernah keluar rumah tanpa izin,” kata Hamdan lagi.
Marwa pun bingung dengan sikap Atalarik yang tidak ingin menceraikannya, sedangkan sikap suaminya terhadapnya justru sebaliknya. “Pertama-tama, dia larangan Saya bertemu anak itu. Kedua, dia turunkan itu Saya berada di tengah jalan. Ketiga, semua barang saya disimpan padahal dia tahu itu semua barang yang saya suka. Keempat, saya baru mengetahui kemarin bahwa saya telah dilaporkan ke Polisi dengan tuduhan pidana pembobolan. Coba kita lihat faktanya, apakah faktanya dia masih mau rujuk dengan saya? Saya pikir sulit bagi saya untuk mempercayai hal itu.”
Hari ini, dalam persidangan, Marwa kembali menyampaikan keinginannya di depan sidang bahwa ia ingin bertemu dengan anak-anak tersebut dan mengambil barang-barangnya. Marwa berkata, tapi Atalarik tidak setuju. “Mobil itu dianggap harta karun, itu milikku. Tapi kalau tas dan sepatu jadi harta karun seperti ini, lucunya aku baru mendengarkan. Saya membutuhkannya untuk bekerja. Dan dia bilang dia tidak bisa. Itu artinya dia sebenarnya tidak punya niat baik mengembalikannya Ya ampun, aku baik-baik saja.”
Kini yang pasti keinginan utama Marwa adalah bertemu Syarif dan Shabira. Terakhir kali ia bertemu Syarif, putra sulungnya, adalah saat Syarif berulang tahun pada 25 Maret. “Saat itu di salah satu mall, di taman bermain, saya bertanya kepada anak saya: ‘Siapa Syarif di rumah membersihkannya mencuci berlebihan?’. “Dia menjawab: ‘Tidak ada’,” kata Marwa sambil terisak. -Rappler.com