‘Tully’: Sederhana namun mengejutkan
- keren989
- 0
Film ‘Tully’ tayang di bioskop mulai 30 Mei 2018
Jakarta, Indonesia – Diproduksi oleh Bron Studios, Right Way Productions, Denver dan Delillah Productions, drama komedi psikologis ini menampilkan aktris veteran Charlize Theron dan bintang muda pendatang baru. Orang Mars Dan Pelari PedangMackenzie Davis.
Ditulis oleh Diablo Cody (penulis skenario Juno), kavling yang tidak ada di pasaran Tully bisa dinikmati oleh penonton di tanah air Ssejak 30 Mei.
Kepada penonton gdiumumkan ibu super-yang dianggap wajar oleh masyarakat Indonesia. Namun drama keluarga 94 menit oleh sutradara Jason Reitmen itu bisa mengalahkan kesadaran penonton lainnya.
Ringkasan cerita
Memasak, mengurus rumah, dan terutama mengasuh anak—mulai dari menyiapkan segala kebutuhan sebelum berangkat sekolah, mengantar, hingga berbagai ‘ritual’ sebelum tidur, adalah keseharian yang dijalani Marlo (Charlize Theron). . Hebatnya, dia melakukan semua ini saat sedang mengandung anak ketiganya. Belum lagi perhatian ekstra yang harus diberikan Marlo kepada Jona, anak keduanya yang memiliki kebutuhan psikologis khusus.
Drew (Mark Duplass), sang pria, tidak bisa disebut sebagai pria yang suka menolong—jika tidak ingin disebut lalai. Meski masih bertanya tentang kehidupan sehari-hari dan menjawab kebutuhan utama rumah tangga, Drew umumnya sangat sibuk dengan pekerjaan. Sedangkan dia hanya bermain pada malam hari permainan sebelum tidur, hilangkan penat kerja.
Marlo, ya ibu super bukan orang yang suka mengeluh apalagi merengek. Sebaliknya, dia selalu merasa bisa menyelesaikan semuanya sendiri. Bahkan, setelah Mia, anak ketiganya, lahir, ia harus melakukan fase menjelang pagi sendirian. Kelelahan dan menderita kurang tidur akut, dia masih berusaha menolak saran Craig, kakak laki-lakinya, untuk menyewa babysitter khusus di malam hari.
Hingga akhirnya Tully (Mackenzie Davis) datang pada suatu malam. Gadis muda berusia pertengahan 20-an ini jauh dari pengasuh anak pada umumnya. Blak-blakan, tampan dan sedikit eksentrik, Tully sebenarnya memiliki sisi keibuan dan hangat, yang membuat Marlo akhirnya menyerahkan bayi Mia ke dalam perawatannya.
Dan sejak itu segalanya berubah dan banyak kejutan tak terduga menanti.
Highlight
Plot film ini tidak seperti film drama komedi kebanyakan. Jauh dari mengesankan kisah cinta murahan atau klise. Salah satunya karena dialognya yang tajam dan jujur, diselingi humor yang cerdas. Ditambah lagi, akting Theron membuat dialog-dialognya tampak seperti cuplikan nyata seorang ibu muda.
Di sisi lain, alur cerita film ini tidak mudah ditebak. Bahkan, kalau mau dibilang, unsur kejutan bisa menjadikan film ini sebagai referensi diskusi psikologis ringan. Meski tentu saja tidak akan terlalu rumit Pikiran yang indah atau Gadis Pergi yang digunakan sebagai bahan pembelajaran pada kelas mahasiswa psikologi.
Marlo yang mengebutkan sepedanya di trotoar kota Brooklyn bisa menjadi puncak kejutan yang membawa penonton ke bagian paling menarik di film ini. Bagaimana seseorang menghadapi dirinya sendiri dan ego yang tersisa dari masa lalunya.
Hal menarik lainnya adalah warna-warna yang muncul di dalamnya adegan adegan terutama di film ini. Warna-warna cerah dan lembut mengingatkan kita pada film-film Wes Anderson.
Kelemahan
Meski ide ceritanya sederhana, namun cukup menarik. Hanya saja sebagian besar rangkaian ceritanya terasa hambar. Plot berbelok pada akhirnya itu tidak terlalu mengejutkan.
Kekurangan lainnya adalah tidak adanya nuansa khusus yang diberikan oleh musik pendukungnya. Tully sangat minim soundtrack Yang tak terlupakan.
Kelemahan lainnya adalah Charlize Theron seolah sendirian dalam menampilkan performa gemilang. Aktor dan aktris lain, kecuali mungkin Mackinzie dalam beberapa adegan, praktis tampil sebagai pemandu sorak.
Penilaian
7.5/10
Rekomendasi
Salah satu kekuatan lainnya Tully merupakan gambaran ide cerita yang dekat dengan keseharian ibu-ibu rumah tangga di masyarakat Indonesia. Detail yang mendalam Tully seolah mengingatkan betapa konsep ibu rumah tangga merupakan hal super kompleks yang tidak bisa dianggap enteng. Sangat cocok untuk menyaksikan pasangan muda atau pasangan yang sedang berjuang menghidupi keluarga kecil.
Wanita hamil akan sangat terpengaruh bahkan menitikkan air mata saat melakukan adegan yang mungkin mempengaruhi pengalaman pribadinya. Namun secara umum ini akan menjadi stimulus yang baik.
Namun mungkin film ini tidak akan begitu menarik bagi penonton remaja awal karena kurang menarik sehubungan dengan dengan kehidupan mereka.
—Rappler.com