Uber Indonesia sedang diselidiki atas dugaan suap polisi
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan buatan AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteks, selalu merujuk ke artikel lengkap.
Diduga, pegawai Uber Indonesia menyuap polisi untuk memuluskan status operasional kantornya
JAKARTA, Indonesia — Perusahaan aplikasi transportasi online, Uber, menghadapi pejabat federal di Amerika Serikat karena melakukan tindakan korupsi di sejumlah negara di Asia.
Sementara Departemen Kehakiman AS sedang mencari kemungkinan tindakan kriminal, sumber dari Bloomberg kata Uber sedang bekerja dengan badan hukum O’Melvenny & Myers LLP untuk meninjau data pembayaran luar negeri, perilaku pemeliharaan terhadap karyawannya, dan mencari tahu mengapa masalah penting seperti ini tidak terdeteksi sejak lama.
Pengacara di badan hukum fokus pada 5 negara yang memiliki aktivitas mencurigakan seperti india, China, Malaysia, India, dan Korea Selatan. Uber mengatakan telah berkoordinasi dengan sejumlah penyelidik, namun sejauh ini baik Uber maupun Departemen Kehakiman enggan berkomentar.
Di penghujung 2016, Uber sempat bermasalah dengan kepolisian Indonesia, karena kantornya berada di tempat yang tidak diperuntukkan untuk membuka usaha. Kemudian seorang karyawan memutuskan untuk memberi polisi sejumlah uang agar kantor Uber tetap beroperasi.
Bahkan transaksi itu tercatat dalam buku pencairan yang ditulis dengan keterangan sebagai pembayaran kepada pejabat daerah. Sumber Bloomberg mengatakan, karyawan yang melakukan tindakan suap telah dipecat.
Sementara itu, Direktur Bisnis Uber di Indonesia, Alan Jiang, belum berkomentar soal ini. Diketahui bahwa Alan Jiang adalah orang yang menyetujui akuntansi pengeluaran. Alan yang sebelumnya cuti kini telah mengundurkan diri dari Uber.
Di tempat lain, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Departemen Humas Polri Brigjen Rikwanto mengaku mendengar kabar tersebut dari media sosial. Sebagaimana dilaporkan Kompas.comapakah polisi akan terus mengusut berita dugaan suap yang dilakukan Uber kepada polisi.
Seorang pejabat hukum senior milik Uber sebelumnya mengetahui hal ini tetapi memutuskan untuk tidak membuat laporan kepada pihak berwenang. Hal itu baru terungkap ketika Kementerian Kehakiman menunjukkan adanya dugaan korupsi di luar negeri (UU Praktik Korupsi Asing). Uber kemudian menanggapi dengan menjelaskan apa yang terjadi di Indonesia.
Di Malaysia sendiri, investigasi sudah sampai ke level pembuat kebijakan. Alasannya, Uber memberikan donasi perusahaan senilai puluhan ribu dolar kepada Pusat Inovasi dan Kreativitas Global Malaysia. Belum lama ini, di tahun yang sama, badan pengelola dana pensiun Malaysia, Kumpulan Wang Persaraan (Incorporated) menginvestasikan US$30 juta ke Uber. Dalam waktu kurang dari setahun, pemerintah Malaysia mengeluarkan peraturan tentang transportasi on line.
Sumber Bloomberg mengutip Emil Michael dan Eric Alexander, mantan eksekutif Uber yang memainkan peran kunci dalam dua negosiasi tersebut.
Investigasi kasus suap Uber masih dilakukan di China dan Negeri Ginseng, meski belum ada kabar sejauh mana investigasi akan berjalan. —Rappler.com