• October 8, 2024
UI meminta kajian klub seksualitas tidak menggunakan nama dan logo kampus

UI meminta kajian klub seksualitas tidak menggunakan nama dan logo kampus

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

SGRC UI merupakan ‘support group’ lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT) serta kelompok kajian ilmiah terkait seksualitas di lingkungan Universitas Indonesia.

JAKARTA, Indonesia – Universitas Indonesia (UI) menyatakan Support Group and Resource Center for Sexuality Studies (SGRC UI) bukan merupakan unit kegiatan mahasiswa resmi baik di tingkat fakultas maupun universitas, sehingga tidak dapat mencantumkan nama dan nama UI. logo dalam aktivitasnya.

“UI dengan tegas menyatakan bahwa SGRC tidak berhak menggunakan nama dan logo UI dalam bentuk kegiatan apapun,” demikian rilis yang dilansir melalui www.ui.ac.id.

Menurut koordinator Nadya Karima Melati, SGRC UI merupakan kelompok kajian ilmiah terkait seksualitas dan gender yang didirikan pada tahun 2014.

“SGRC adalah grup pendukung dan juga pusat sumber daya. Dari pusat sumber daya itu, kita punya perpustakaan digital yang berisi penelitian dan publikasi ilmiah seperti jurnal, buku, segala sesuatu yang berhubungan dengan seksualitas dan gender,” kata Nadya saat dihubungi Rappler, Kamis, 21 Januari.

SGRC UI memiliki 222 anggota terdaftar yang terdiri dari mahasiswa UI dan sering menjalin kerja sama dengan lembaga lain, baik di dalam maupun luar kampus, seperti Pusat Kajian Gender FISIP UI hingga Komnas Perempuan.

Diakui Nadya, SGRC UI tidak pernah ada masalah dengan pihak kampus hingga kegiatan mereka dipublikasikan Jaringan Dukungan Sejawat menyebar.

“Kemarin baru SGRC UI menerbitkan dengan Melela, Melela membicarakannya keluar. Kemudian poster-poster itu tersebar. Nah, karena SGRC mengusung nama UI, sepertinya UI keberatan karena UI terkesan mendukung LGBT,” kata Nadya.

Jaringan Dukungan Sejawat merupakan layanan konseling bagi mereka yang membutuhkan wadah bercerita khususnya mengenai orientasi seksual.

“Sebelumnya kami bagus dan UI mengakui kami sebagai komunitas. Namun karena ada poster sebaran ini, UI mungkin akan terasa mendadak homofobik dan melarang SGRC menggunakan logo UI lagi,” ujarnya.

Selain itu, Nadya juga mengakui bahwa kegiatan SGRC apapun tidak pernah dilarang oleh pihak kampus hingga saat ini.

“Bahkan aktivitas kita juga diterbitkan di update UI,” jelasnya. pembaruan UI merupakan situs publikasi kegiatan kemahasiswaan UI.

SGRC dan UI akan segera membahas masalah ini pada minggu depan.

Pendiri Selalu Rio Damar juga menjelaskan pentingnya kehadiran SGRC UI sebagai penyuluhan pendidikan seksualitas.

Melalui media sosial, mahasiswa UI, alumni dan masyarakat umum menyampaikan dukungannya terhadap kegiatan SGRC.

Ada pula yang mengaku terbantu dengan hadirnya SGRC UI saat masih kuliah.

—Rappler.com

BACA JUGA:

Pengeluaran Sydney