Umat Hindu dan Islam berbaur dalam parade takbir di Bali
keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Warga kedua agama saling melengkapi ketika ada kegiatan agamanya masing-masing
DENPASAR, Indonesia – Toleransi sebenarnya sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Saksikan parade takbir yang digelar di Bali pada Sabtu malam, 24 Juni.
Masyarakat Bali yang beragama Islam dan Hindu berbaur dan ikut serta dalam pawai menyambut Idul Fitri. Peristiwa itu terjadi di Kampung Islam Kepaon. Umat Hindu Bali juga menyumbangkan kesenian baleganjur untuk memeriahkan pawai takbir.
Kepala Dusun Kampung Islam Kepaon, Muhammad Asmara mengatakan, kehidupan gotong royong antar umat beragama sudah berlangsung sejak zaman dahulu. Menurutnya, kehadiran umat Hindu pada parade takbir merupakan bentuk solidaritas dalam pluralisme.
“Ini warisan nenek moyang kita,” kata Asmara saat ditemui, Sabtu malam, 24 Juni.
Puluhan remaja Banjar Dukuh Tangkas, Desa Pemogan bermain baleganjur mengiringi gema takbir di tengah anak-anak pembawa obor. Kepala Dusun Dukuh Tangkas I Wayan Wardana menjelaskan tujuan pemajangan baleganjur untuk meneruskan warisan nenek moyang.
“Saya sangat nyaman ikut memeriahkan kegiatan (takbiran) ini. “Walaupun saya beragama Hindu, saya menikmati kebersamaan dan kedekatan ini,” kata Wardana.
Kampung Islam Kepaon di Kecamatan Denpasar Selatan berstatus banjar di wilayah Desa Pemogan. Setiap banjar yang mayoritas penduduknya beragama Hindu, secara bergiliran menampilkan kesenian baleganjur setiap tahunnya pada takbiranaand. Tahun ini, Banjar Dukuh Tangkas turut serta dalam malam takbiran tersebut.
Wardana menjelaskan, jika misalnya ada kegiatan keagamaan Hindu, maka warga Kampung Islam Kepaon akan ikut menampilkan tarian khas Kepaon Rodat.
“Kami saling melengkapi,” katanya.
Sebelum pawai takbir, Raja Puri Pemecutan Anak Agung Ngurah Manik Parasara yang bergelar Ida Cokorda Pemecutan XI menemui warga Kepaon. Ia hadir untuk bersilaturahmi dan mengawali pawai takbir warga di sekitar Kampung Islam Kepaon. Ida Cokorda Pemecutan
“Kami menyambut umat Islam dan Hindu di sini untuk menerima berkah dan berkah Tuhan. “Antusiasme harus ditingkatkan,” kata Ida Cokorda saat memberikan sambutan kepada warga Kampung Islam Kepaon.
Puri Pemecutan merupakan kekuasaan Kerajaan Badung. Hubungan persaudaraan antara umat Hindu dan Islam telah terjalin selama ratusan tahun. Persaudaraan ini bermula ketika nenek moyang Puri Pemecutan, Gusti Ayu Made Rai menikah dengan Pangeran Cakraningrat IV dari Madura yang beragama Islam.
Setelah menikah, Gusti Ayu Made Rai masuk Islam, kemudian dikenal dengan nama Raden Ayu Siti Khodijah. Ratusan tahun yang lalu, nenek moyang Kampung Islam Kepaon adalah prajurit perang Kerajaan Badung.
“Mari kita jaga semuanya, agama Hindu dan Islam yang sudah dikenal ratusan tahun, mari kita perjuangkan,” kata Ida Cokorda.
Tokoh masyarakat Kampung Islam Kepaon, Haji Ishak Ibrahim mengatakan, Idul Fitri merupakan momentum untuk semakin menjalin hubungan persaudaraan antara Islam dan Hindu.
“Semoga kedamaian dan kenyamanan selalu ada di antara kita. “Kami (Muslim dan Hindu) tetap bersaudara, silaturahmi tetap kami laksanakan setiap saat, yang merupakan warisan dari masa lalu,” ujarnya. – Rappler.com