• November 24, 2024
Umat ​​Islam di dunia kaget mendengar Trump terpilih sebagai presiden AS

Umat ​​Islam di dunia kaget mendengar Trump terpilih sebagai presiden AS

“Saya sangat takut. Apakah akan terjadi perang lagi? Apakah pemerintah AS akan menyerang negara-negara Muslim lagi?”

JAKARTA, Indonesia – Umat Islam di seluruh dunia dikejutkan dengan hasil pemilihan umum di Amerika Serikat pada Selasa, 8 November. Dalam hasil quick count, kandidat Partai Republik Donald Trump dinyatakan sebagai pemenang dengan perolehan 276 electoral vote. Sedangkan untuk memenangkan pemilu AS dibutuhkan 270 suara suara elektoral.

(BACA: Donald Trump terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat)

Lantas bagaimana reaksi umat Islam saat melihat Trump justru terpilih sebagai orang nomor satu di Negeri Paman Sam?

“Saya sangat takut. Akankah ada lebih banyak perang di kemudian hari? Akankah pemerintah AS menyerang negara-negara Muslim lagi?” kata aktivis Indonesia, Diete, saat Trump hampir memenangkan pemilu.

Tak hanya Diete, umat Islam di Asia juga berusaha menerima kenyataan bahwa sosok yang awalnya banyak dikritik publik ternyata terpilih menjadi presiden AS. Bahkan, Trump tak segan-segan melontarkan pernyataan anti-Islam selama kampanyenya.

Misalnya saja pernyataan Trump pada Desember 2015 yang membuat marah 1,5 miliar umat Islam, yakni dengan menyerukan larangan umat Islam memasuki Negeri Paman Sam pasca penembakan massal di California.

“Amerika akan menghancurkan dunia lagi,” kata Muslim Bangladesh Syed Tashfin Chowdhury, yang memiliki beberapa teman dekat di AS.

Gelombang ketidakpercayaan terlihat jelas di media sosial. Bahkan banyak pengguna Facebook yang mengungkapkan ketakutannya saat mengetahui Trump akan menjadi presiden Amerika Serikat ke-45.

Seorang pejabat Pakistan, yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan berita tersebut sungguh buruk bagi umat Islam. Sementara itu, umat Islam lainnya juga menyayangkan hasil sementara pemilu AS.

“Saya kecewa mendengar Donald Trump menang karena Hillary Clinton adalah wanita yang baik. Dia baik untuk Pakistan dan umat Islam di seluruh dunia,” kata Ishaq Khan yang ditemui di pasar Islamabad.

Ishaq menambahkan, kedua kandidat tersebut sangat kontras. Saat Clinton bicara soal perdamaian dunia, Trump justru mengangkat isu bagaimana memerangi umat Islam.

ISIS senang

Sementara itu, sebagian besar warga Indonesia, negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, tampak khawatir dengan hubungan kedua negara dalam 4 tahun ke depan. Mereka juga prihatin dengan cara pemerintahan Trump memandang dunia Islam.

“Saya sangat khawatir hubungan AS dan negara-negara Muslim akan kembali tegang,” kata aktivis Muslim, Diete.

Seorang karyawan yang bekerja di sebuah firma hukum, Nikken Suardini, juga khawatir dengan gagasan pelarangan umat Islam ke AS.

“Jika dia melarang umat Islam memasuki AS, maka itu tidak adil,” katanya.

Kekhawatiran lainnya adalah kebijakan anti-Muslim di bawah pemerintahan Trump justru akan menyebabkan peningkatan jumlah ekstremis Muslim di seluruh dunia. Faktanya, dunia sebenarnya sedang melawan ancaman kelompok ekstremis.

“Ketika AS menggunakan pendekatan kekerasan, para ekstremis berhasil memanfaatkan momen yang tepat,” kata salah satu ulama Nahdlatul Ulama, Zuhairi Misrawi.

Zuhairi menambahkan, yang akan sangat senang dengan terpilihnya Trump sebagai presiden AS adalah kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Namun di sisi lain, para pengamat berharap pria berusia 70 tahun itu hanya menggunakan pernyataan retorika populisnya untuk menarik simpati masyarakat dan bukan mewujudkannya.

“Kami berharap pernyataan Trump tentang Muslim hanya untuk tujuan kampanye dan dia menyadari bahwa populasi Muslim di AS relatif besar,” kata pejabat senior di Pakistan, Tahir Ashrafi.

Sementara pihak lain khawatir ketika Trump berkuasa, kebijakannya justru akan mendiskriminasi umat Islam.

“Kebijakannya terhadap umat Islam akan bersifat diskriminatif. “Muslim baginya adalah orang asing,” kata Panglima Front Pembela Islam (FPI), Munarman. – dengan pelaporan AFP/Rappler.com

Live HK