Untuk membahas masalah Yerusalem, Jokowi akan menghadiri KTT OKI di Türkiye
keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
“Indonesia mengecam keras pengakuan sepihak Amerika Serikat terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel,” kata Jokowi.
JAKARTA, Indonesia – Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengikuti langkah para pemimpin dunia lainnya dalam mengkritik posisi Amerika Serikat yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Menurut Jokowi, apa yang dilakukan Presiden Donald Trump dapat mengganggu stabilitas perdamaian dunia.
Indonesia mengecam keras pengakuan sepihak Amerika Serikat terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan meminta Amerika Serikat mempertimbangkan kembali keputusan tersebut, kata Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Kamis sore, 7 Desember.
Pengakuan yang dilontarkan Negeri Paman Sam itu melanggar puluhan resolusi Dewan Keamanan dan Majelis Umum PBB tempat mereka duduk sebagai anggota tetap. Menanggapi kebijakan Trump, pemerintah Indonesia mendesak Organisasi Kerjasama Islam (OKI) segera mengadakan sidang khusus mengenai isu pengakuan sepihak oleh AS.
Rencananya, Jokowi akan menghadiri sidang pada 13 Desember di Ankara, Türkiye.
Pemerintah Indonesia juga meminta PBB segera bertemu dan menyikapi pengakuan sepihak AS tersebut, ujarnya.
Langkah selanjutnya, Jokowi meminta Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memanggil Duta Besar AS untuk Indonesia Joseph Donnovan dan menyampaikan sikap resmi Indonesia. Donnovan sebenarnya sudah dipanggil ke kantor Kementerian Luar Negeri pada Senin pekan lalu, namun saat itu pengumumannya masih sebatas wacana. Jadi, dia bisa bilang itu belum pasti.
Namun kini setelah pernyataan tersebut menjadi kenyataan, Indonesia ingin menyampaikan sikap lebih tegas.
Mantan Gubernur DKI ini mengaku berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan bangsa Palestina untuk memperjuangkan kemerdekaannya sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD 1945.
Sebelumnya, dalam acara Bali Democracy Forum (BDF) yang digelar di Serpong, Menlu Retno tampil mengenakan syal buatan perempuan asal Palestina.
“Saya berdiri di sini dengan mengenakan selendang Palestina untuk menunjukkan komitmen kuat pemerintah Indonesia, bangsa Indonesia untuk selalu bersama rakyat Palestina, demi hak-hak mereka,” ujarnya.
Ia juga kembali menegaskan posisi Indonesia yang mengutuk pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel oleh AS.
Ini merupakan kebijakan pertama yang diambil presiden AS dalam 22 tahun terakhir. Negeri Paman Sam juga menjadi negara pertama di dunia yang secara resmi mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Trump memerintahkan Departemen Luar Negeri AS untuk segera memindahkan gedung kedutaan mereka dari Tel Aviv ke Yerusalem. Hingga saat ini, kota tersebut masih berstatus quo dan menjadi jantung konflik panjang Israel-Palestina. Israel telah mencaplok Yerusalem Timur, yang bagi Palestina adalah ibu kota negara mereka di masa depan.
Sementara bagi Trump, pengumuman pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel bukanlah pernyataan politik. Namun, ini merupakan pengakuan atas realitas terkini dan sejarah. Jadi, dia tidak akan mengubah batas-batas fisik dan politik Yerusalem.
Apalagi, keputusan mengakui Yerusalem sebagai bagian dari Israel tertuang dalam undang-undang yang disahkan Kongres AS pada tahun 1955.
Namun kebijakan tersebut belum pernah diterapkan oleh mantan presiden AS pada era sebelumnya. Faktanya, para pendahulu Trump, mulai dari Bill Clinton hingga George Bush, juga membuat janji kampanye untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Namun, mereka selalu menangguhkan undang-undang tersebut untuk menghindari gejolak politik di Timur Tengah.
“Banyak presiden mengatakan mereka ingin melakukan sesuatu namun mereka tidak melakukannya. Entah karena keberanian atau mereka berubah pikiran, saya tidak tahu. Menurut pendapat saya, hal ini telah ditunda terlalu lama, kata Trump. – Rappler.com