
Upacara pernikahan adat Mandailing
keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Penting untuk kembali ke akar tradisi dan adat istiadat
JAKARTA, Indonesia – “Kalian berdua sudah menjadi orang Mandailing, sudah punya gelar. Saya mohon, banggalah menjadi orang Mandailing, bangga menjadi Mandailing Ayah juga tidak begitu tahu tentang adat istiadat, ia juga tidak terlalu tahu tentang kampung halamannya, Tapi semakin banyak Ayah yang merasa bahwa semakin sering kita bepergian, semakin kita perlu mengetahui adat istiadat. Menjadi global hanya itu yang kami inginkan. Go internasional, kita semua menginginkannya. “Tapi kami punya akar, kami punya kampung halaman, dan Mandailing adalah kampung halaman Anda.”
Pengacara sekaligus aktivis HAM Todung Mulya Lubis, menyampaikan pesan singkat di atas kepada putranya Tondi Nikita Lubis dan menantunya, Yurika Andari, di penghujung acara pernikahan adat ala Mandailing, di kediaman Todung Lubis, Minggu, Juli 30, 2017.
Rangkaian tiga upacara adat baru ini dilalui oleh kedua mempelai dan kedua pasangan orang tua. Bagi Anda yang sudah lama tinggal di kota besar, pasti sudah lama sekali tidak tampil dan menyaksikan upacara adat yang penuh sejarah dan makna.
Proses menikahkan putranya dan mengenalkannya kembali dengan akar budaya Mandailing rupanya membuahkan hasil, Todung yang banyak menangani urusan dalam dan luar negeri, menerima beberapa penghargaan dari dunia internasional dan rutin berkeliling dunia serta menyadari pentingnya adat istiadat. hukum. . Keluarga Todung berasal dari Muara Botung, Kotanopan, Kabupaten Mandailing Natal.
“Mengikuti upacara adat Batak Mandailing membuat saya belajar tentang Dalihan Na Tolu, tiga perapian dalam sistem kekeluargaan Batak. Dulu saya tidak terpikir untuk tertarik mempelajari Dalihan Na Tolu, padahal saya kuliah hukum adat di fakultas hukum, itu hanya karena wajib dan harus dilalui. Saya kehilangan kebijaksanaan. Saya kehilangan filosofi keluarga Batak. Tapi semakin aku memikirkannya, semakin aku ingin tahu.” tulis Todung Lubis, di dinding akun Facebooknya.
Terdapat tiga rangkaian acara adat Mandailing yang dilakukan keluarga Todung Lubis untuk putra-putrinya. Pertama, upacara adat suku Mangalehan Nasution. Karena Tondi Nikita Lubis menikah dengan Yurika Andari yang berasal dari suku Jawa, maka Yurika diberi nama keluarga Nasution melalui prosesi dengan memenuhi syarat yang ditentukan oleh tetua adat Nasution.
Mulai dari kambing besar, sirih, hingga uang tunai. Menteri Perekonomian Darmin Nasution juga menjadi Harajaon atau Raja Klan Nasution.
Usai resmi menyandang nama keluarga Nasution, Yurika dan suaminya, Tondi Lubis, menjalani upacara adat Mangalo-alo Boru dan Martahi Godang, Horja Bolon. Intinya penerimaan di keluarga besar Lubis, di rumah adat dan rasa syukur atas proses pernikahan.
Rangkaian acara adat ini dimeriahkan dengan alunan musik tradisional Gondang Mandailing Dolok Martimbus. Kedua mempelai, orang tua dan keluarga pun turut mengungkapkan rasa syukur dan bahagianya rumah besar atau menari tortor bersama. “Kita perlu lebih sering mengadakan acara adat seperti ini untuk mengingatkan masyarakat kebijaksanaan dan nilai-nilai yang diwarisi dari nenek moyang kita,” kata Todung Lubis.
Serangkaian acara adat dilakukan oleh keluarga Paguyuban Marga Lubis di Jabodetabek. “Di kota, acara seperti ini bisa berlangsung tiga hari tiga malam. “Di sini kami persingkat tanpa menghilangkan esensi acara,” ujar Yazid Lubis, presenter HiMa Lubis.
Simak cuplikan prosesi upacara pernikahan adat ala Mandailing pada video di atas. —Rappler.com