Usai diperiksa Bareskrim di Mabes Polri, Wali Kota Samarinda membuat marah Kabag.
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Syaharie Jaang diperiksa karena menandatangani surat perintah denda parkir di Terminal Peti Kemas Palaran, Samarinda.
SAMARINDA, Indonesia – Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang juga diperiksa Polda Kaltim pada 18 Maret terkait Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang dilakukan tim gabungan Bareskrim Mabes Polri dan Polda di Pelabuhan Peti Kemas Palaran Samarinda. Dalam OTT tersebut, polisi berhasil menyita sekitar Rp 6,1 miliar.
Sementara Syaharie diperiksa terkait terbitnya surat keputusan (SC) parkir di Terminal Peti Kemas Palaran yang dikelola Koperasi Pemuda Demokrasi Indonesia Bersatu (PDIB). Dalam surat keputusan yang ditandatanganinya, tertulis setiap truk kontainer wajib membayar biaya parkir sebesar Rp18 ribu dan truk kecil Rp5 ribu.
Namun dalam praktiknya, pengemudi truk juga diminta membayar Rp20 ribu untuk masuk ke pelabuhan. Seharusnya tidak ada biaya untuk masuk ke sana. Menurut Kapolda Kaltim, Safaruddin, saat dilakukan penggerebekan di TPK, ditemukan uang senilai Rp5 juta yang diyakini merupakan hasil pemerasan dari para sopir truk.
“Iya, lihat saja sebentar. Sehubungan kemarin (OTT). “Tidak akan lama,” kata Jaang saat menjemput Menteri Perhubungan Budi Karya di Bandara Temindung media pada hari Sabtu, 18 Maret.
Sedangkan menurut Safaruddin, tidak boleh ada pengumpulan di pintu masuk pelabuhan. Karena itulah dia dipanggil untuk diperiksa.
“Tidak bisa ada pengumpulan, jadi siapapun yang terlibat akan didalami,” ucapnya.
Ekspresikan emosi
Sementara Syaharie, usai diperiksa, menggelar jumpa pers pada Minggu lalu. Setelah itu, pria yang menjabat Wali Kota sejak Februari 2016 itu dikabarkan meluapkan amarahnya kepada para kepala dinas yang diduga mengabaikannya saat diperiksa Bareskrim.
“Jar ikam handak (bilang mau) ke luar kota. Jika kamu meninggalkan kota, Ikam (kamu) akan memecat Ikam (kamu). “Yang jadi kepala dinas banyak sekali,” kata Syaharie haru di hadapan anak buahnya.
Diakuinya, jika punya niat buruk, bisa saja ia memanggil seluruh pejabat terkait. Syaharia semakin kesal karena mendapat laporan salah satu anak buahnya justru bermain golf saat menjawab pertanyaan penyidik polisi.
“Kalau saya bilang tidak mau diperiksa karena saya bukan Wali Kota, apa jadinya? “Setelah (kalian semua) sudah diangkut,” ucapnya lagi.
Pria berusia 52 tahun itu mengatakan kepada penyelidik bahwa dia tidak berniat memeras uang. Dia baru saja menandatangani dekrit tersebut.
Polisi masih menyelidiki 25 orang terkait kasus ini. – Rappler.com