• September 29, 2024

Wajah lama PKS, wajah baru PDI Perjuangan

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

PKS punya basis massa yang kuat di Depok, namun pada Pilpres dan DPRD 2014, partai ini kalah dari PDI-P

JAKARTA, Indonesia (UPDATED) – Warga Kota Depok, Jawa Barat, akan mengikuti pesta demokrasi pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak 2015 pada 9 Desember mendatang.

Dua calon dari partai dengan basis massa kuat di Depok akan bersaing memperebutkan kursi wali kota dan wakil wali kota: Dimas Oky Nugroho-Babai Suhaimi dan Idris Abdul Shomad-Pradi Supriatna.

Dimas-Babai diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Nasional Demokrat (Nasdem).

Sedangkan Idris-Pradi didukung Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Gerindra, dan Partai Demokrat.

Sulit untuk memprediksi siapa yang akan keluar sebagai pemenang. PKS mempunyai basis massa yang kuat di Depok. Wali Kota saat ini, Nur Mahmudi Ismail, diusung oleh PKS. Namun PDI-P juga cukup kuat. Partai ini memenangi pemilu presiden dan DPRD di kota ini tahun lalu.

Berikut sekilas profil Kota Depok dan dua pasangan calon wali kota dan wakil wali kotanya:

1. Dimas Oky Nugroho-Babai Suhaimi

Sesuai persetujuan informasi Dalam situs resminya, Dimas saat ini masih tercatat sebagai Direktur Eksekutif Grassroots Strategic Consulting (ARSC). ARSC adalah perusahaan yang menyediakan layanan konsultasi politik dan strategi komunikasi.

Pria berusia 37 tahun ini juga seorang akademisi di Universitas Airlangga dan bekerja untuk Program Pembangunan PBB (UNDP). Meraih gelar PhD di bidang antropologi politik dari University of New South Wales (UNSW) di Sydney, Australia, ia merupakan anggota tim pemenangan Presiden Joko “Jokowi” Widodo.

Jika Dimas termasuk orang baru di peta politik Depok, maka rekannya, Babai Suhaimi, sudah lebih dulu berkiprah di kota tersebut. Sejak tahun 2004, Babai menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat mewakili Partai Golkar.

“Yang pasti pasangan Dimas-Babai akan mencerminkan pasangan Indonesia dari Sabang hingga Merauke. Dimas Babai mewakili seluruh elemen, kata Hendrik Tangke Alo, Ketua DPC PDI-P Depok.

2. Idris Abdul Shomad-Pradi Supriatna

Idris merupakan wajah lama dalam struktur birokrasi Kota Depok. Ia menjabat wakil wali kota mendampingi Nur Mahmudi Ismail.

Pernah menimba ilmu agama di berbagai tempat antara lain Pondok Pesantren Gontor, Ponorogo dan Universitas Imam Muhammad Ibn Saud, Arab Saudi, Idris, 54 tahun, dikenal sebagai ulama di masyarakat Depok.

Nama Idris mencuat sebagai calon potensial saat terpilih pada pemilihan umum Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PKS di Kota Depok.

“DPP PKS memilih saya, dan saya hanya ingin bekerja sama dengan orang yang sama-sama bertekad memajukan Depok,” kata Idris.

Jika Idris berasal dari PKS, maka wakilnya Pradi Supriatna mewakili Partai Gerindra. Pradi merupakan Ketua DPC Kota Depok, partai berlambang kepala Garuda.

Sebelum terjun ke dunia politik, Pradi sudah terkenal Aktif di beberapa organisasi masyarakat seperti Forum Komunikasi Anak Betawi (Forkabi) Depok dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Beji. Ia juga memiliki pengalaman sebagai wirausaha di berbagai bidang mulai dari kelapa sawit, real estate hingga media.

Pradi pernah mengikuti Pilkada Depok 2010 sebagai wakil walikota yang mendampinginya Yuyun Wirasaputra. Yuyun akhirnya harus mengakui keunggulan Nur Mahmudi yang saat itu berpasangan dengan Idris.

Siapa yang lebih unggul?

“Basis massa tradisional PKS dan Gerindra masih kuat di Depok, sehingga dari segi mesin politik dan basis elektoral, mereka (Idris-Pradi) lebih unggul,” kata pengamat politik Charta Politika Yunarto Wijaya kepada Rappler, 29 Juli 2015.

Namun Dimas sebagai wajah baru di Depok yang mewakili generasi muda dan intelektual bisa menjadi tantangan berat bagi Idris-Pradi. Pasalnya, menurut Yunarto, ada sebagian masyarakat Depok yang kurang puas dengan kinerja Pemkot Depok saat ini, salah satunya Idris.

“Dimas-Babai harus memanfaatkan hal ini, berkomunikasi langsung dengan masyarakat dan membawa program yang konkrit,” kata Yunarto. — Rappler.com

BACA JUGA:

Pengeluaran Sydney