Wisata Bantaeng, dari pantai hingga gunung
keren989
- 0
BANTAENG, Sulawesi Selatan – “Tanam saja pohon kamboja dengan ciri khas bunganya, pantai ini tak kalah indahnya dengan pantai-pantai di Bali,” kata Arifin Tasrif kepada Bupati Bantaeng, Prof. M.Nurdin Abdullah.
Arifin, Duta Besar RI yang baru dilantik untuk Jepang, menyempatkan diri berkunjung ke Kabupaten Bantaeng pada awal pekan ini. Distrik ini menjadi contoh bagaimana kerja sama multipihak terlaksana dengan baik di Jepang.
Dubes Arifin yang akan berangkat menjalankan tugasnya pada 20 April 2017 diajak menikmati sarapan pagi di kawasan Pantai Marina, sekitar 18 kilometer dari pusat Kota Bantaeng. Dalam perjalanan menuju kawasan yang terletak di Desa Baruga, Kecamatan Pajukukang ini, mata Anda akan dimanjakan dengan deburan ombak laut yang lembut.
Pantainya berpasir putih. “Kami sudah memasang jaringan rumput laut yang berfungsi sekaligus memecah ombak,” kata Bupati Nurdin. Rumput laut merupakan komoditas andalan Bantaeng. Perjalanan ke sini memakan waktu sekitar 30 menit dari kota, melalui jalan poros menuju Kabupaten Bulukumba.
Kawasan Pantai Marina dibangun di atas lahan seluas 35 hektar. Selain dilengkapi gasibus atau tempat duduk di tepi pantai, pemerintah daerah juga membangun hotel dan akomodasi yang bekerja sama dengan berbagai pihak. Misalnya, Marina Beach Hotel yang dibangun bersama bank pelat merah.
Di kawasan itu juga terdapat bangunan dengan kualitas interior kamar hotel bintang 4 dan 5 yang juga berfungsi sebagai pusat pendidikan dan pelatihan instansi pemerintah.
“Tempat ini cocok untuk reuni keluarga besar, piknik perusahaan, dan rapat kerja. “Semuanya ada di sini, termasuk fasilitas olah raga dan taman bermain,” kata Bupati Nurdin.
Di bagian belakang kita bisa melihat gedung-gedung pusat pelatihan kerja, termasuk bengkel mobil yang mempekerjakan tenaga ahli langsung dari Jepang.
Pengembangan Kawasan Pantai Marina merupakan salah satu upaya Bantaeng, sebuah kabupaten kecil yang berjarak 120 kilometer selatan Makassar, untuk mengembangkan pariwisata. “Kita punya garis pantai sepanjang 21 km yang sebelumnya terbengkalai.
Kecamatan Pajukukang merupakan kecamatan terkering, dengan curah hujan hanya sekitar dua bulan dalam setahun. “Dulu, saat saya baru jadi Bupati tahun 2008, kecamatan ini miskin,” kata Nurdin.
Maret 2016 penulis mengunjungi Pantai Marina dan menikmati indahnya matahari terbit (matahari terbit) dan matahari terbenam (matahari terbenam) Di Sini. Tak kalah indahnya dengan pantai-pantai yang sudah lebih dulu populer di Indonesia.
BA: Revolusi spiritual terjadi di Kabupaten Bantaeng
Selain sebagai kawasan wisata yang menghidupi warganya dari usaha kuliner, sentra pengolahan sarang burung walet ekspor, kecamatan ini juga menjadi lokasi kawasan industri yang menampung pabrik pemurnian mineral (peleburan) dan pembangkit listrik.
Pendapatan dari pariwisata yang 3 tahun lalu hanya Rp35 juta, kini menjadi Rp3,3 miliar per tahun 2016. Pendapatan pariwisata tidak hanya berasal dari kawasan Pantai Marina saja. Banteng juga punya sederet tempat indah lainnya. Diantara mereka:
Pantai Seruni Bantaeng
Penulis datang kesini tahun lalu dan menikmati keindahan Pantai Seruni pada siang hari. Tidak ada sampah, tamannya tertata indah. Pemerintah setempat telah membangun alun-alun tempat Anda bisa duduk-duduk menikmati pantai, yang letaknya tepat di tengah kota, berseberangan dengan alun-alun.
Bupati Nurdin yang menghabiskan studi master dan doktoralnya di Jepang menamai Pantai Seruni, diambil dari nama bunga Seruni atau krisan, bunga yang populer di Jepang. Rumah sakit berkelas internasional, RSUD Prof Andi Makkatutu, setinggi delapan lantai juga dibangun di alun-alun tersebut. Rumah Sakit Daerah ini merupakan titik penting di kawasan pusat kegiatan utama di Bantaeng.
Bupati Nurdin membawa Dubes Arifin Tasrif ke kawasan ini pada Senin malam (10/4/2017). Ada suasana yang berbeda. Lampu-lampu indah meramaikan kawasan Pantai Seruni dan alun-alun. Suasananya seperti pesta malam tahun baru. Seru. sebuah restoran terapung yang dibangun di tepi pantai oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan sibuk melayani pengunjung.
Di sisi lain, puluhan kafe milik anak muda ramai melayani ratusan pengunjung menikmati sejuknya angin di tepi pantai. Inilah pemandangan di Senin malam! Bukan akhir pekan.
Tahun lalu saat penulis datang ke sini, yang terlintas di benak saya adalah suasana sejuk di River Walk Singapura. Lantai relaksasi tepi laut dibuat dengan desain yang menarik. Saat itu lampu di alun-alun sudah ada, namun belum seterang saat ini.
Kawasan yang dulunya seram dan kotor itu kini menjadi pusat berkumpulnya warga, mulai siang hingga malam hari. Di akhir pekan, Bupati dan ribuan warga berlatih bersama. “Kota ini menjadi lebih romantis, angka perceraian pun menurun. “Populasi Lapas juga mengalami penurunan,” kata Nurdin.
Lembaga Pemasyarakatan terletak di sudut alun-alun. Warga pasti akan menikmati alunan musik yang menghibur pengunjung hingga lewat pukul 23.00 WITA, di awal minggu. Saya membayangkan betapa sibuknya kawasan ini di akhir pekan? “Penuh. Pengunjungnya dari Makassar dan sekitarnya. Parkirnya rapi, tanpa pengawasan. Kita sudah biasakan dari awal untuk menjaga kebersihan dan ketertiban. Tampaknya bisa,” kata Nurdin.
Minishow Peternakan Bantaeng
Di Desa Bontolojong, Kecamatan Ulu Ere, pada tahun pertama menjabat bupati periode pertama, Nurdin mencanangkan pengembangan penerapan standardisasi. kota wisata di Kabupaten Bantaeng. Nurdin bertekad menjadikan kawasan yang terletak 1300-1500 dpl ini sebagai pusat agrowisata andalan di Provinsi Sulawesi Selatan. Infrastruktur jalan dibangun, desa ditata, petani dikenalkan pola tanam teras.
Hasilnya adalah pemandangan yang indah. Perbukitan tersebut ditumbuhi tanaman mulai dari kakao, jagung, dan berbagai tanaman hortikultura. Jalan desa yang berjarak 23 km dari Kota Banteng, desa terjauh dari kota, dipercantik dengan trotoar. Jalan sudah beraspal, cukup mulus. Udara sejuk membuat perjalanan di jalan berkelok-kelok menjadi menyenangkan. Segar.
Mata akan semakin dimanjakan saat sampai di MiniShow Farm. Taman bunga Sejauh mata memandang terdapat bunga-bunga dengan berbagai macam warna yang indah. “Wah, seperti di Cibodas, Bogor. “Bunganya indah dan tertata dengan baik,” ujar Dubes Arifin. Yang menjadi favorit pengunjung adalah bunga Masamba. Bunga ini dikenal dengan sebutan bunga tiga bulan.
Keindahan bunga ini terletak pada bentuk bunganya yang menyerupai kepingan salju, warna bunganya yang menarik, serta kelopak bunganya yang indah berbentuk bintang. Warnanya putih, ungu dan pink.
Pengunjung hanya perlu membayar Rp 5.000 untuk menikmati taman bunga ini dan berfoto dengan background keren. Di seberang taman terdapat deretan gubuk tradisional Banteng yang bisa menjadi pilihan backdrop foto. Kota wisata ini sangat instagrammable! Senang dengan foto-foto di sini.
Selain wisata pantai dan wisata pertanian, Bantaeng juga mempunyai tempat wisata lain yang tidak kalah menariknya seperti wisata air terjun. “Saya banyak mendengar perkembangan kawasan ini, namun saya tidak menyangka tempat wisatanya juga ditata sedemikian menarik,” kata Dubes Arifin Tasrif. –Rappler.com