• April 7, 2025

Xiamen, sebuah kota di China yang terinspirasi dari Bali

XIAMEN, Tiongkok – Suatu sore di minggu ketiga Oktober 2017. Puluhan pasangan pengantin dengan berbagai pose, fotografer dan sahabat, menjadi pemandangan di pantai Pulau Gulangyu, di Kota Xiamen, Tiongkok. Ada yang merayakan pernikahan, ada pula yang berfoto sebelum pernikahan. Ini adalah pemandangan sehari-hari di pulau kecil ini.

Pantai yang bersih, ombak yang tenang, pohon palem, dan cahaya matahari terbenam menambah suasana romantis di pulau yang hanya berjarak 5 menit dengan kapal feri dari pusat kota di China bagian barat ini. Angin sepoi-sepoi meniup selendang putih kedua mempelai yang sedang merona bahagia.

Namun Xiamen, yang telah dibangun menjadi kota modern dalam 10 tahun terakhir, memiliki beberapa tempat menarik. Kota ini ditata dengan rapi. Ratusan sepeda yang bisa disewa dengan harga murah Rp 1.000 per jam mudah ditemukan dimana-mana. Jalan yang datar dan suhu yang hangat menjadikan Xiamen kota yang ideal untuk bersepeda.

“Xiamen dibangun terinspirasi dari Bali,” kata Surinah Wang, warga Surabaya yang merupakan mahasiswa pascasarjana di Universitas Xiamen.

Kota ini mirip dengan Nusa Dua, baik jalan yang rindang maupun pantainya yang bersih. Bedanya, di Xiamen, pantai daur ulang dibuka untuk umum seluas-luasnya. Bebas.

Warga Tiongkok yang tidak mampu ke Bali juga berlibur ke Xiamen. Paket pernikahan di Xiamen lengkap dengan foto di pantai dan menginap di hotel di Pulau Gulangyu dengan biaya sekitar Rp 40-50 juta. Sedangkan untuk ke Bali dibutuhkan Rp 100 juta per pasangan.

Saya memulai perjalanan saya menikmati Xiamen yang berjarak 5 jam penerbangan dari Jakarta.

Pulau Gulangyu

Pulau ini dijuluki pulau terindah di Negeri Tirai Bambu dan dikenal sebagai pulau khusus pejalan kaki. Saat ini sudah ada mobil wisata listrik yang bisa dipesan untuk keperluan khusus, termasuk untuk pengunjung atau tamu lanjut usia.

Pulau ini merupakan salah satu tempat yang pertama kali dimasuki orang asing pada masa penjajahan. Pulau ini juga dikenal dengan nama Pulau Musik, karena orang asing pada saat itu membawa alat-alat musik khususnya piano. Pada tahun 2000, sebuah museum piano dibangun di sana dan konon menampung lebih dari 500 alat musik.

Jejak penduduk asing di pulau ini terlihat dari bangunan-bangunan berarsitektur Victoria. Setidaknya 5 kantor konsuler asing memilih Gulangyu, yang kemudian disebut “Kulangsu”, atau deburan ombak, sebagai lokasi konsulat. Misalnya, gedung Konsulat Inggris menyambut pengunjung yang datang dari kota melalui dermaga khusus wisatawan asing.

Setiap harinya tak kurang dari 50 ribu wisatawan mengunjungi Pulau Gulangyu. Selain lokasi vila-vila orang-orang kaya Tionghoa yang sukses di luar negeri, di pulau kecil berpenduduk 20 ribu jiwa ini Anda bisa menemukan banyak hotel, penginapan, dan restoran yang menyajikan makanan laut segar.

Keindahan pulau dan panoramanya yang indah, serta sejarah panjangnya sejak Dinasti Ming, menjadikan pulau ini masuk dalam Warisan Budaya Dunia UNESCO pada Juli 2017.

Pulau Gulangyu merupakan tujuan wisata utama di Xiamen, kota terdekat dengan Taiwan. Dari pantai depan Desa Nelayan Zheng Cuo An kita bisa melihat Pulau Jinmen yang merupakan bagian dari Taiwan. Pemerintah Tiongkok tidak mengakui Taiwan sebagai negara merdeka.

Jalan Siming

Xiamen disebut Kota Taman Di Atas Laut.  Foto oleh Uni Lubis/Rappler

Di daerah pejalan kaki Di pinggir pantai kawasan Siming, tengah kota, ratusan pohon beringin berjajar rapi. Di sela-selanya terdapat taman bunga dengan warna berbeda-beda. Kota pesisir Xiamen memiliki iklim mendekati tropis, dengan sinar matahari yang hangat. Di seluruh kota ada taman di mana-mana. Xiamen disebut Kota Taman Di Atas Laut.

Di kawasan ini juga terdapat pelabuhan penyeberangan yang menyediakan taksi air ke berbagai penjuru kota, termasuk Pulau Gulangyu.

Jalan Zhongshan

Seberangi jalan dari pantai di kawasan Siming (dari “Ingat Ming”) juga dikenal sebagai pusat bisnis keuangan, terdapat kawasan pejalan kaki yang didominasi oleh bangunan berarsitektur Tiongkok tahun 1900-an. Kuno.

Jalan Zhongshan adalah tujuan wisata untuk berbelanja. Butik barang bermerek kelas internasional berjajar di kedua sisi jalan di sekitar 1.198 kilometer dengan lebar 15 meter. Di antara toko barang mewah terdapat kios makanan dan suvenir. Di belakang jalan lebar terdapat gang-gang kecil dengan warung makan dan toko buah.

Kampung Nelayan Zheng Cuo An

Dari nol menjadi pahlawan, Netizen mengomentari Zeng Cuo An. Dari sebuah perkampungan nelayan sederhana, di tengah kota, kini menjadi tempat di mana kita bisa menemukan ratusan akomodasi, kasur dan sarapan (B&B), di seberang kota. Rumah-rumah dengan arsitektur kuno masih dilestarikan. Di dalamnya telah direnovasi, dilengkapi dengan AC, pemanas di musim dingin dan fasilitas lainnya seperti penginapan modern.

Semuanya bermula ketika seorang seniman bernama Chen Wenling pindah ke desa tersebut pada tahun 1998. Ia tertarik dengan suasana pedesaan dan ciri khas bentuk bangunannya.

Langkah Chen Wenling ini diikuti puluhan artis lainnya yang pindah ke sana dan menyewa rumah dari nelayan. Mereka membutuhkan suasana yang mendorong kreativitas untuk membuat patung, melukis, mengarang lagu, dan menulis. Ada juga yang membuat naskah film di sini.

(BACA: Kampung Nelayan Ini Didatangi Ribuan Wisatawan Setiap Harinya)

Jalan Kopi di Guanren

Nama Guanren diambil dari nama jalan dan kawasan yang terletak di kawasan yang nyaman. Ada sebuah telaga yang airnya mengalir dari laut. Pepohonan hijau rindang. Pasar dan toko yang menyediakan bahan makanan yang dibutuhkan oleh orang asing yang tinggal di Xiamen.

Jalan lebar tidak jauh dengan kafe kopi dan bar dan restoran yang menyediakan kursi di teras jalan, serupa dengan yang kita temukan di negara-negara Barat. Cantik. Kawasan ini disebut Coffee Street, atau juga Bar Street. Kawasan ini berkembang karena adanya komunitas Guanren, tempat dimana sebagian besar ekspatriat tinggal di satu kawasan.

(BACA: Belajar Toleransi di Komunitas Guanren)

Jika Anda memiliki lebih banyak waktu, menyenangkan juga untuk mengunjungi kebun raya Xiamen dan Universitas Xiamen. Universitas ini dianggap yang terindah di Tiongkok. Jangan lupa, di Xiamen, masyarakat Tionghoa juga gemar menikmati beragam kuliner seafood. —Rappler.com

slot online