• May 20, 2024
4 terduga teroris asal Indonesia dicari polisi Filipina

4 terduga teroris asal Indonesia dicari polisi Filipina

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Polisi Indonesia sedang memantau 3 orang lainnya dan yakin mungkin lebih banyak lagi orang yang bergabung dalam perjuangan kelompok Maute di Marawi.

JAKARTA, Indonesia – Empat warga negara Indonesia dicari polisi Filipina karena diduga terlibat bentrokan di Kota Marawi, Filipina Selatan. Polisi Indonesia sedang memantau 3 orang lainnya dan yakin mungkin lebih banyak lagi orang yang bergabung dalam perjuangan kelompok Maute di Marawi.

Keempat pria tersebut adalah Anggara Suprayogi, Yayat Hidayat Tarli, Yoki Pratama Windyarto, dan Al Ikhwan Yushel. Kepolisian Nasional Filipina (PNP) merilis nama mereka di poster buronan awal pekan ini.

“Masyarakat diimbau waspada/waspada dan segera melaporkan jika ada orang mencurigakan/teroris lokal ke kantor polisi terdekat,” demikian bunyi poster tersebut.

Menurut Martinus Sitompul, Juru Bicara Kepolisian Negara Republik Indonesia, keempat pria tersebut menyeberang ke Filipina Selatan pada waktu yang berbeda. Windyarto tiba di Filipina pada 3 Maret, Yushel pada 28 Maret, sedangkan Suprayogi dan Tarli tiba bersama pada 15 April.

Selain 4 orang yang sudah menjadi buronan Kepolisian Filipina, Sitompul mengatakan, 3 orang lainnya masih dalam pengawasan Mabes Polri.

Menurut juru bicara TNI Filipina Brigjen Restituto Padilla, seorang WNI berinisial MG disebutkan tewas dalam konflik di Marawi, kata Sitompul melalui pesan singkat, Rabu, 31 Mei.

Aparat penegak hukum Indonesia yakin bahwa mungkin akan ada lebih banyak lagi warga negara Indonesia yang melakukan perjalanan ke Filipina Selatan untuk bergabung dengan kelompok Maute dalam konflik di Marawi. Suhardi Alius, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, mengatakan bahwa perkembangan ini tidak mengejutkan.

“Konflik di Marawi menjadi magnet bagi kelompok radikal asal Indonesia untuk menuju ke sana,” kata Alius kepada Rappler melalui pesan singkat.

Menyerah atau mati

Pihak berwenang Filipina pada hari Selasa memperingatkan militan Islam yang menduduki beberapa bagian Marawi untuk menyerah atau mati, ketika helikopter serang menembaki markas orang-orang bersenjata di mana sekitar 2.000 warga dikhawatirkan terjebak.

Lebih dari 100 orang dipastikan tewas dalam konflik yang dimulai pekan lalu ketika orang-orang bersenjata yang mengibarkan bendera hitam kelompok Negara Islam (ISIS) menyapu kota Marawi yang berpenduduk mayoritas Muslim.

“Kami menyerukan kepada teroris yang tersisa untuk menyerah selagi ada kesempatan,” kata juru bicara militer Brigadir Jenderal Restituto Padilla dalam sebuah pernyataan.

“Bagi para teroris, tidak menyerah berarti kematian mereka.”

Sementara itu, hingga 2.000 warga masih terjebak di wilayah yang dikuasai militan, menurut pemerintah setempat, dan Komite Palang Merah Internasional telah menyatakan kekhawatiran bahwa mereka mungkin terjebak dalam pemboman atau baku tembak. —Dengan laporan dari AFP, Karina Maharani, dan Uni Lubis/Rapper.com

SDY Prize