Jokowi akan membahas restorasi lahan gambut pada pertemuan puncak perubahan iklim
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Keputusan pemerintah mengenai penanganan lahan gambut diharapkan dapat diselesaikan sebelum pertemuan di Paris
JAKARTA, Indonesia – Delegasi Indonesia pada KTT Perubahan Iklim atau Conference of Parties (COP) ke-21 akan dipimpin langsung oleh Presiden Joko “Jokowi” Widodo.
COP 21 diselenggarakan oleh United Nations on Climate Change (UNFCCC) di Paris, Perancis, mulai awal pekan depan, 30 November hingga 11 Desember 2015. Pertemuan ini akan dihadiri oleh 147 kepala negara dan pemerintahan, dan dimulai tepat pada waktunya. dua minggu setelah tragedi Bloody Paris pada 13 November.
Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan pada konferensi perubahan iklim tersebut, Jokowi akan menyampaikan komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi karbon sebesar 29 persen. Usulan Indonesia tertuang dalam teks Inended Nationally Defeded Contribution (INDC).
“Kalau Presiden berangkat, beliau juga akan membahas persoalan lahan gambut, yang terbakar bukan permukaannya, tapi bagian dalamnya. Bahkan ada yang mencapai kedalaman 20 -30 meter, kata Pramono, Rabu, 25 November.
Menurutnya, masyarakat dunia juga harus memikirkan kebakaran lahan gambut di hutan Indonesia yang menurut mereka merupakan paru-paru dunia. Jokowi serius memantau proses pemadaman kebakaran hutan di lahan gambut yang sulit dijangkau karena titik api berada jauh di bawah permukaan tanah.
Sebelumnya pada forum KTT G20 di Antalya, Turki, Jokowi meminta negara-negara maju memberikan contoh dan mendukung pengurangan emisi karbon di dunia. Jokowi berharap kesepakatan yang dicapai pada pertemuan Paris akhir November 2015 nanti bersifat ambisius, berkelanjutan, dan adil.
Jokowi mengatakan prinsip “Common but Differentiated Responsibility” (CBDR) serta “Respective Competency” juga harus dihormati dalam perjanjian perubahan iklim yang akan disepakati nanti di Paris.
Kepada seluruh kepala negara, Jokowi mengajak untuk memberikan dukungan politik kepada para perunding agar kesepakatan di COP21 dapat tercapai tepat waktu dan segera dilaksanakan.
Kebakaran yang melanda seluruh Indonesia yang berlangsung sejak Juli 2015 telah menghanguskan jutaan hektar lahan. Situasi ini akan semakin buruk jika kebakaran hutan tidak dapat dikendalikan secepatnya.
Kepala Departemen Lingkungan Hidup dan Pengurangan Bencana Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Parwati Sofyan mengatakan total luas lahan dan hutan yang terbakar yang tersebar di seluruh Indonesia mencapai 2,1 juta hektar.
“Kami menganalisis luas penyebaran api pada 1 Juli hingga Oktober 2015 dengan bantuan tera-satelit,” kata Parwati pada 30 Oktober di gedung Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Sementara itu, Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho menambahkan, luas lahan dan hutan yang terbakar setara dengan 1,9 juta lapangan sepak bola atau 32 kali luas ibu kota Jakarta.
“Kurang lebih luas daratan itu juga bisa setara dengan empat kali luas Pulau Bali,” kata Sutopo.
Jokowi pun memerintahkan harus dilakukan tinjauan atau revisi untuk semua perizinan, pemberian izin khususnya pemberian izin lahan gambut.
Pemerintah sedang mempersiapkan pembentukan Badan Restorasi Ekosistem yang bertugas memulihkan lahan yang rusak akibat kebakaran. “Badan ini juga akan menangani restorasi di lahan gambut,” kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya.
Keputusan presiden tentang pengelolaan gambut diperkirakan akan dikeluarkan sebelum COP 21 di Paris.
“Jika hal ini terlaksana maka akan menunjukkan komitmen kuat Indonesia di forum global. Jadi kita tidak hanya bicara saja,” ujarnya Ketua Dewan Direksi Perubahan Iklim Sarwono Kusumaatmadja saat rapat teknis persiapan delegasi Indonesia ke COP 21, di Jakarta, pekan ini. —Rappler.com
BACA JUGA: