• November 11, 2024
Jusuf Kalla meresmikan kilang RFCC milik Pertamina di Cilacap

Jusuf Kalla meresmikan kilang RFCC milik Pertamina di Cilacap

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Kilang ini merupakan yang terbesar dari enam kilang milik Pertamina karena mempunyai kapasitas produksi hingga 348 ribu barel per hari. Refinery Unit IV diharapkan menjadi kilang terbesar di ASEAN

JAKARTA, Indonesia (UPDATED) – Wakil Presiden Jusuf Kalla hari ini, Kamis, 26 November meresmikan unit kilang Residual Fuel Catalytic Cracking (RFCC) di Cilacap, Jawa Tengah. Kilang ini dioperasikan oleh perusahaan pelat merah, Pertamina.

Menurut Menteri ESDM Sudirman Said, kilang ini merupakan kilang terbesar dari enam kilang milik Pertamina, karena memiliki kapasitas produksi hingga 348 ribu barel per hari. Dibangun pada tahun 1974, kilang ini memasok 60 persen kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) di Pulau Jawa dan 34 persen di Indonesia.

Selain bahan bakar, kilang ini juga memasok produk non bahan bakar dan petrokimia.

Dalam enam tahun ke depan, Pertamina RU IV Cilacap akan menjadi kilang terbesar di Asia Tenggara.

Kilang RFCC yang pembangunannya dilakukan oleh konsorsium PT Adhi Karya (Persero) Tbk. dan Goldstar Co. Ltd. Pada tanggal 30 September 2015, Korea Selatan untuk pertama kalinya memproduksi produk “High Octane Mogas Component” (HOMC) dengan kandungan oktan lebih dari 93.

Penurunan pertama HOMC dari RFCC dimulai pada pukul 23.00 WIB (tanggal 30 September 2015) dan tidak lama kemudian kapasitas produksi mencapai sekitar 70 persen dari perkiraan sebelumnya sebesar 25 persen dari target produksi HOMC sekitar 37.000 barel per barel. jangkauan hari. “Ini merupakan kemajuan yang luar biasa dan dengan kemajuan tersebut, RFCC Cilacap siap diresmikan,” kata Vice President Corporate Communications Pertamina Wianda Pusponegoro melalui siaran pers akhir September lalu.

Sebagian besar produk HOMC diolah lebih lanjut untuk diproduksi dalam RON 88 (premium) sehingga akan meningkatkan produksi premium Pertamina RU IV Cilacap yang sebelumnya hanya 61.000 barel per hari.

Dengan beroperasinya kilang RFCC, produksi premium dari Pertamina Cilacap menjadi 91.000 barel per hari atau meningkat 30.000 barel per hari.

Sebelum kilang RFCC beroperasi, pasokan kebutuhan LPG masyarakat berasal dari RU IV Cilacap dan impor.

“Pertamina RU IV Cilacap mampu memproduksi 200 ton/hari per hari dan sisa kebutuhan LPG dipenuhi melalui impor dengan jumlah kapal pengangkut LPG yang berlabuh di Cilacap mencapai delapan kapal per bulan yang masing-masing berkapasitas sekitar 2.500 ton. Dengan adanya tambahan RFCC sebesar 1.000 ton per hari, otomatis kapal pengangkut LPG dari luar negeri akan berkurang menjadi empat kapal per bulan, kata Pertamina dalam keterangannya.

Selain peresmian kilang, ada juga agenda peresmian perintis Proyek Langit Biru Cilacap (PLBC). Sekadar informasi, proyek kilang ini merupakan bagian dari kebangkitan Kilang Cilacap.

“Ada perintis Proyek Langit Biru. Jadi, kelebihannya diolah menjadi (produk yang) bernilai tambah, kata Sudirman, Rabu, 25 November di Jakarta.

Di Cilacap, hari ini juga akan dilakukan penandatanganan Head of Agreement (HoA) kerjasama antara Pertamina dan Saudi Aramco untuk kebangkitan kilang Pertamina di Cilacap, Balongan, dan Dumai. Investasi di setiap kilang bernilai 5 miliar USD.

“Penandatanganan ini menjadi tonggak pencapaian penting antara kawasan Timur Tengah dan Indonesia. “Ini merupakan hasil nyata dari kunjungan Presiden ke Timur Tengah baru-baru ini,” kata Sudirman yang ditunjuk Presiden Joko “Jokowi” Widodo menjadi Menteri Hubungan Arab Saudi. —Rappler.com

BACA JUGA:

SDy Hari Ini