• November 22, 2024

Kawasan Kalijodo dibongkar tanpa adanya perlawanan warga

Aplikasi Kalijodo didukung oleh lebih dari 5000 staf gabungan

JAKARTA, Indonesia — (UPDATED) Alat galian berat akhirnya menghancurkan satu per satu bangunan yang masih berdiri di Jalan Kepaduan II, Kalijodo, Jakarta Barat, pada Senin, 29 Februari. Proses pembangunan dimulai sekitar pukul 07.30 WIB dan tidak ada perlawanan dari warga sekitar.

Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kompol Mohamad Iqbal, pihaknya mengerahkan sekitar 5.000 personel untuk memastikan proses pembongkaran. Ia menduga sebelumnya masih ada warga yang memilih tinggal di tempat tersebut.

“Kami terus mengajukan banding dan melakukan pendekatan kepada mereka. Ada dua hal yang kami sampaikan, pertama jika mereka tetap melanjutkan dan melakukan kekerasan, maka kami mohon kepada jajarannya untuk tidak melakukan perlawanan. “Tolong ambil tindakan hukum terhadapnya,” kata Iqbal.

Kemudian poin kedua, jika ada yang berani terus melakukan tindak kekerasan dan melanggar hukum, maka polisi akan menindak tegas.

Bangunan pertama yang menjadi target pembongkaran adalah milik Abdulah Aziz bernama Kafe Intan. Dari lokasi tersebut, Rappler melihat sebagian besar bangunan yang berdiri di lahan seluas 1,5 hektar itu hancur. Pemprov DKI Jakarta mengerahkan sekitar 11 alat berat untuk melakukan pembongkaran.

Meski dilarang pemerintah setempat mendekati lokasi tersebut, namun warga sekitar masih penasaran melihat perkembangan proses pembongkaran bangunan di sana. Bahkan banyak di antara mereka yang mengambil foto dan selfie.

Lalu, setelah dibongkar, apa yang dilakukan Pemprov DKI terhadap kawasan Kalijodo? Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi mengatakan, kawasan tersebut akan diubah menjadi taman interaktif.

“Di dalam taman interaktif tersebut terdapat area bermain anak-anak dan sport center sehingga dapat digunakan oleh warga sekitar dan warga lainnya. “Kami berharap proses pembangunannya bisa selesai pada bulan Oktober,” kata Rustam.

Ia mengaku lega karena proses pembongkaran berjalan lancar tanpa ada perlawanan. Sebab, beredar kabar akan terjadi aksi kekerasan yang membuat petugas tidak bisa membongkar bangunan di sana.

Warga yang semula tinggal di Kalijodo direlokasi ke apartemen sewa di kawasan Marunda dan Pulo Gebang.

“Dari data yang ada, sebanyak 200 kepala keluarga (553 jiwa) yang memiliki KTP DKI pindah ke Marunda. Sedangkan yang menyewa dan memiliki KTP DKI pindah ke daerah lain. Sedangkan untuk pekerja seks sudah pulang atau menginap di rumah keluarganya di Jakarta, jelas Rustam.

Lanjutnya, Balai Latihan Kerja Pemprov DKI Jakarta siap melatih para pekerja seks. Tapi, kata Rustam, belum ada yang mendaftar.

“Sebenarnya materi yang diajarkan di BLK bagus, mulai dari salon hingga tata rias. Namun, belum ada yang mendaftar. “Mungkin sulit bagi mereka, padahal mereka mencari pekerjaan yang mudah,” ujarnya.

Rustam pun bertekad membongkar wilayah lain di Jakarta Utara jika ada yang dipastikan menjadi tempat prostitusi.

Lantas bagaimana reaksi warga terhadap penggusuran kawasan Kalijodo? Salah satu pedagang makanan di sana, Agus Cendol, menyambut baik gagasan kawasan Kalijodo dijadikan taman. Namun, ia juga khawatir kebijakan tersebut akan mengurangi pendapatannya.

“Pasti ada penurunan (pendapatan),” kata Agus.

Pembongkaran kawasan Kalijodo menimbulkan kecelakaan yang terjadi di Daan Mogot antara mobil Toyota Fortuner dan sepeda motor. Mobil yang dikendarainya menabrak sepeda motor hingga menewaskan seorang pengemudi muda dan penumpang kendaraan roda dua tersebut. Selain itu, dua rekannya yang berada di dalam mobil Riki juga tewas.

(Baca: Timeline Penggusuran Kalijodo)

Usai diperiksa, Riki bermalam di kawasan Kalijodo dengan meminum minuman beralkohol sebelum berkendara. – Rappler.com

BACA JUGA:

Pengeluaran Sidney