• May 20, 2024
Beban berat tim tuan rumah

Beban berat tim tuan rumah

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Iklim Negeri Ginseng menjadi beban berat bagi pasukan Indra Sjafrie

JAKARTA, Indonesia — Timnas U-19 Indonesia telah tiba di Korea Selatan untuk berlaga di kualifikasi Piala Asia U-19 2018 di Grup F. Cuaca dingin dan angin agak kencang langsung menyambut rombongan Garuda Nusantara.

Cuaca di Korea Selatan lebih dingin dari perkiraan. Pemain juga berlatih dengan perlengkapan yang berfungsi menghilangkan rasa dingin, mulai dari penutup kepala, sarung tangan hingga jaket.

Tentu saja kondisi tersebut menjadi tantangan tersendiri untuk lolos ke Piala Asia U-19 2018. Indonesia akan memulai kualifikasi dengan menghadapi Brunei Darussalam pada 31 Oktober. Disusul Timor Leste pada 2 November, Korea Selatan 4 November, dan Malaysia 6 November.

Melawan tim-tim Asia Tenggara tentu tidak sulit. Sebab semua tim belum terbiasa ditantang seperti ini lagi. Namun melawan tuan rumah Korea Selatan tentu akan sangat sulit.

Alhasil, Indonesia tak hanya berhadapan dengan performa tuan rumah, namun juga sifat negeri Ginseng tersebut.

Rifad Marasabessy pun mengakui kondisi cuaca yang dingin. Bahkan cuaca di Perancis tidak sedingin di Korea.

“Harus diakui cuacanya berbeda. Di sini sangat dingin dibandingkan di Prancis. “Kami berusaha mengatasi cuaca ini,” katanya.

Agar para pemain tidak kaget, Indra Sjafri mengajak Rachmat Irianto dkk berlatih di luar ruangan. Rencananya rombongan Garuda Nusantara akan menjalani latihan hari ini maupun di lapangan.

Ditunggu pertandingan Egy Maulana Vikri

Padahal, kualifikasi Piala Asia U-19 Indonesia tidak akan mempengaruhi lolos atau tidaknya mereka ke babak final. Sebab Indonesia akan bertindak sebagai tuan rumah pada tahun 2018.

Meski demikian, timnas U-19 harus menghasilkan performa terbaik sebagai tolak ukur sejauh mana perkembangan tim.

Sebaliknya, laga Grup F sangat penting bagi Egy Maulana. Tak hanya berjuang untuk Indonesia, pemain berusia 17 tahun itu juga harus bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya.

Dalam ajang tersebut, ayah angkat Egy, Subagja Suihan, disebut-sebut akan menjadi perhatian beberapa klub pencari bakat dunia untuk memantau performa para pemain berbakat, namun tidak di semua pertandingan.

Untuk pencarian bakat Nantikan pertandingan Indonesia melawan Korea Selatan.

“Saya sudah memberi tahu Egy apa yang ingin saya lihat adalah bagaimana dia bermain melawan Korea Selatan. Saya tidak ingin melihatnya melawan Malaysia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya. “Ini penting karena banyak pencari bakat yang menonton,” kata Bagja.

Sementara itu, agen Dusan Bogdanovic juga menyebut pertandingan tersebut mengkhawatirkan para pemain pencarian bakat adalah saat Indonesia melawan Korea Selatan.

“Nantinya akan banyak eksplorasi yang datang melawan Korea Selatan. Saya berharap Egy bisa menampilkan permainan terbaiknya, ujarnya.

Memang itu wajar pencarian bakat Klub-klub Eropa lebih banyak menonton pertandingan antara Indonesia dan Korea Selatan. Sebab melawan tim yang lebih baik di atas kertas, kemampuan Egy akan diuji.—Rappler.com

slot gacor