• May 20, 2024
Catatan Tekad Purna, pilot Citilink yang diduga mabuk sebelum terbang

Catatan Tekad Purna, pilot Citilink yang diduga mabuk sebelum terbang

Tekad adalah pilot yang cerdas dan rajin. Di usianya yang masih muda ia sudah mencapai pangkat kapten.

JAKARTA, Indonesia – Citilink Airlines pekan ini menjadi sorotan publik karena hampir membiarkan salah satu pilotnya yang diduga mabuk mengemudikan pesawat rute Surabaya-Jakarta pada Rabu, 28 Desember lalu. Kejanggalan sikap pilot yang akrab disapa Tekad Purna Agnimartanto itu terlihat sejak ia diperiksa di bandara menjelang perjalanan menuju pesawat.

Pilot berusia 32 tahun itu tertangkap kamera CCTV pinggir jalan dalam keadaan disorientasi. Ia bahkan tidak sadar kalau isi tasnya terjatuh dan membutuhkan pertolongan dari satpam.

Saat berada di dalam kabin memberikan informasi kepada penumpang, Tekad terdengar berbicara teralihkan dan tidak fokus. Dari sana, penumpang protes dan menuntut penggantian pilot.

Siapakah Tekad Purna Agnimartanto dan Rekornya di Dunia Penerbangan? Berikut rangkuman Rappler untuk Anda:

1. Pernah menjadi pilot Air Asia
Pria kelahiran tahun 1984 ini memulai karirnya di dunia penerbangan dengan bergabung di Air Asia Indonesia pada tahun 2009. Menurut sumber Rappler, Tekad bergabung dengan Air Asia dari level bawah setelah lulus sekolah penerbangan. Data dari akun media sosialnya menunjukkan bahwa determinasi merupakan lulusan sekolah pilot di Australian National Airline College.

“Dia melewati semua tahapan administrasi dan tes masuk dan diterima sebagai pilot. “Kemudian dia dilatih dari awal untuk menerbangkan (pesawat) Airbus A-320,” kata sumber itu.

Di antara sesama pilot Air Asia, Tekad dikenal baik dan tidak bertingkah aneh. Ia baru mulai berakting saat dipromosikan menjadi kapten pada akhir tahun 2015. Karirnya terbilang cemerlang karena di usianya yang masih muda, Tekad mampu meraih pangkat kapten pilot.

Tekad akhirnya meninggalkan Air Asia Indonesia karena terlibat masalah.

“Saat kami hendak berangkat ke pesawat, pramugari melihat ada tingkah aneh dari Tekad. Akhirnya dilaporkan ke Direktur Keselamatan dan kemudian dilanjutkan pengendalian operasional dan penerbangan dihentikan,” tambah sumber itu.

Saat dicek di darat, Tekad diketahui menggunakan obat-obatan psikotropika. Namun belum diketahui secara pasti jenis psikotropika apa yang dikonsumsi.

2. Memiliki lebih dari 5.000 jam terbang
Menurut CEO Citilink Albert Burhan, Tekad mengumpulkan 4.888 jam terbang selama bekerja sama dengan Air Asia. Sementara itu, ia telah mencatat 656 jam terbang bersama Citilink sejak bergabung pada Maret 2016.

Selama bekerja di Air Asia, ia tidak pernah memiliki catatan kecelakaan saat mengoperasikan pesawat Airbus A-320.

3. Miliki tipe rating A-320
Pada awal tahun 2016, Tekad bergabung dengan Citilink setelah memilih keluar dari Air Asia. Direktur SDM Citilink Devina Veryano menjelaskan, sebelum bergabung dengan Citilink, mereka melakukan pemeriksaan dokumen dan serangkaian tes terhadap Tekad.

“Meliputi screening CV, tes bakat, kompetensi keseluruhan, pemeriksaan keamanan penerbangan (avsec) dan pemeriksaan keselamatan pengguna. “Saat tes Avsec dilakukan, riwayat kerja sebelumnya di maskapai tersebut tidak terlihat,” kata Devina saat memberikan siaran pers di Citikon Tower, Jumat, 30 Desember.

Namun salah satu pertimbangan Penetapan diterima di Citilink karena mempunyai kemampuan dan lisensi Pesawat jenis Airbus A-320 yang notabene merupakan bagian dari armada maskapai pelat merah tersebut. Sementara itu, jumlah pilot yang memiliki rating tipe A-320 sangat terbatas di pasaran.

Selain itu, Citilink juga mengaku tidak menanyakan rekam jejak Tekad bersama maskapai AirAsia.

“Kami melakukan pemeriksaan (latar belakang) secara diam-diam. “Kami tidak bisa menanyakan perusahaan tempat orang tersebut bekerja,” kata Devina.

4. Diberhentikan sebelum penyidikan selesai
Manajemen sebelumnya telah membebastugaskan Tekad sambil menunggu hasil pemeriksaan kesehatannya. Namun, sebelum penyidikan selesai, manajemen Citilink langsung memecat Tekad pada Jumat.

Wakil Direktur Komunikasi Citilink Benny Butarbutar menilai Tekad telah melakukan pelanggaran mendasar sehingga tidak perlu menunggu hasil investigasi untuk mengambil keputusan. Benny menjelaskan, ada tiga kesalahan fatal yang dilakukan Tekad:

A. Sesuai Undang-Undang Ketenagakerjaan Nomor 30 Tahun 2003, penetapan pilot dinilai ceroboh dan dianggap membahayakan keselamatan penerbangan.
B. Pelanggaran aturan disiplin kerja dengan datang terlambat di bandara. Idealnya, seorang pilot harus tiba minimal 1 jam sebelum keberangkatan untuk menerima pengarahan jadwal penerbangan
C. Merusak citra dan nama perusahaan

Benny mengatakan, alasan Tekad terlambat tiba di bandara karena terlambat bangun. Pengakuan tersebut, kata dia, diraih melalui tekadnya sendiri.

Setelah kebijakan ini, kewajiban manajemen lainnya kepada Tekad nantinya akan diselesaikan. – Rappler.com

BACA JUGA: