• May 9, 2024
Derby AC Milan vs Inter Milan: Duel sisa-sisa gengsi

Derby AC Milan vs Inter Milan: Duel sisa-sisa gengsi

‘Derby della Madonnina’ itu seperti lift. Pemenangnya langsung menuju puncak. Yang kalah jatuh ke lantai paling bawah

JAKARTA, Indonesia – Tidak ada lagi yang bisa diharapkan Inter Milan musim ini. Mereka hampir dipastikan tersingkir dari Coppa Italia setelah dikalahkan 3-0 oleh Juventus di semifinal. kaki Pertama.

Bersaing dalam perburuan gelar juara Serie A juga sangat sulit bagi mereka. Nerazzurri-dijuluki Intercukup jauh, enam poin dari pemuncak klasemen Napoli. Padahal, yang harus dicari hanyalah tiket ke Liga Champions.

Artinya mereka harus mampu menggeser Fiorentina dari peringkat ketiga. Omong-omong, kedua tim bersaing ketat. Poin mereka sama dengan 41 poin.

Kurang lebih situasi serupa juga dialami sang kakak, AC Milan. Klub nama panggilan Rossoneri Lebih beruntung lagi karena mereka berhasil meraih kemenangan 1-0 atas Alessandria di leg pertama semifinal Coppa Italia. Musim ini mereka berpeluang menjuarai Coppa Italia untuk pertama kalinya dalam 13 tahun.

Namun di Serie A, kedua tim Kota Milan itu bernasib kembar. Keduanya tak lagi menjadi pemburu gelar. Inter lebih bahagia berada di peringkat keempat. Milan masih tertahan di posisi keenam.

Musim depan mereka terancam absen lagi di Liga Champions. Sebuah turnamen yang selalu dianggap sebagai “rumah kedua” bagi mereka setelah Serie A Italia.

Tak ada gelar juara yang diperebutkan, tak lagi mendominasi performa mereka di kompetisi lokal. Jadi, apa yang tersisa Derby della Madonnina antara AC Milan vs Inter Milan di San Siro, Senin 1 Februari pukul 02.45 WIB dini hari?

Mungkin gengsi bisa menjadi jawabannya.

Meski memiliki ikatan sejarah dengan yayasannya, namun “konflik” kedua tim sekota ini tetap memanas setiap tahunnya. Koleksi trofi domestik kedua tim juga bersaing ketat. Milan dan Inter sama-sama mengoleksi 18 scudetto (Judul Seri A).

Milan memenangkan 5 Coppa Italia, sementara Inter memenangkan tujuh trofi. Meski demikian, Milan dinilai selalu lebih sukses di Liga Champions dengan koleksi tujuh trofi dibandingkan Inter yang hanya tiga.

Namun tim biru-hitam memiliki sesuatu yang tidak dimiliki Milan: kemenangan pemenang tiga kali lipat (tiga gelar dalam satu musim) pada 2010-2011. Inter menjadi satu-satunya tim Italia yang mampu melakukan hal itu.

Kesuksesan di masa lalu kini mendominasi kisah derby dari Madonna. Karena tidak ada yang bisa dibanggakan di era mereka saat ini. Performa kedua tim pun sama-sama inkonsisten.

Milan masih berjuang dari awal musim yang buruk pelatih Sinisa Mihajlovic. Masuk dari posisi kesebelas hari (pekan) kedelapan, mereka baru bisa masuk delapan besar di pertengahan musim.

Sebaliknya, pelatih Roberto Mancini langsung membawa Inter meraih kemenangan garis alias menang beruntun di lima game pertama. Bahkan, klub milik konglomerat Indonesia Erick Thohir itu merajai puncak klasemen selama tujuh pekan.

Tunggu konsekuensi dari kehadiran Eder

Namun, awal musim yang menjanjikan ini tidak bertahan lama. Mereka menjatuhkan di minggu ke 19 dan belum lagi ke sana sejak itu. Padahal, sejak kekalahan melawan Sassuolo 0-1 pada 10 Januari lalu, Mauro Icardi dan kawan-kawan belum pernah meraih kemenangan.

Situasi semakin buruk karena hubungan Icardi dan Roberto Mancini sedang memanas. Mantan manajer Manchester City itu menyebut para penyerang sebagai biang kerok di balik performa tim. Icardi dan striker Inter lainnya, Rodrigo Palacio, melewatkan beberapa peluang mencetak gol.

“Jika itu saya, itu akan menjadi gol meski saya berusia 50 tahun,” kata Mancini wawancara.

Mancini tak membesar-besarkan komentar tersebut. Produktivitas gol Inter sangat minim. Hanya 26 gol. Mereka bahkan kalah produktif dibandingkan Sampdoria yang berada di peringkat ke-17 (31 gol), Torino yang berada di peringkat ke-12 (27 gol), dan Chievo Verona yang berada di peringkat kesepuluh (27 gol).

Yang membawa Inter finis di posisi keempat bukanlah ketajaman serangannya, melainkan soliditas pertahanannya. Mereka adalah tim yang kebobolan paling sedikit (14 gol). Sayangnya performa solid tersebut tidak diimbangi dengan ganasnya serangan dari lini ofensif.

Itu sebabnya Inter mendatangkannya pencetak gol Sampdoria Eder. Penyerang Pemain Italia kelahiran Brasil itu punya produktivitas lebih baik dibandingkan Icardi. Koleksi golnya mencapai 12 gol. Dia adalah striker paling produktif kedua di Serie A setelah kapten Napoli Gonzalo Higuain.

Mancini kemungkinan besar akan menurunkan Eder dalam formasi 4-3-1-2 pagi ini. Icardi yang baru bermain setengah babak melawan Juventus di Coppa Italia, langsung bisa bekerja sama dengannya pencetak gol yang baru.

Tetapi sayap Ivan Perisic diragukan tampil. Meski demikian, Mancini masih bisa memaksimalkan Adem Ljajic sayap atau gelandang serang di belakang duet Eder-Icardi.

Di kubu Milan, kiper Diego Lopez belum bisa dimainkan. Mihajlovic kemungkinan besar akan menggunakan Gianluigi Donnarumma. Untungnya bagi pelatih Serbia, pencetak gol terbanyak Klub asuhan Carlos Bacca bisa saja terdegradasi. Ia akan berduet dengan M’Baye Niang.

Lini tengah Milan cukup lengkap dengan hadirnya Keisuke Honda dan Riccardo Montolivo.

Di dalam derby kali ini kedua pelatih perlu mengoreksi tren tersebut roller coaster tim mereka masing-masing. Dalam empat laga terakhir, Milan hanya menang satu kali. Begitu pula Inter. Faktanya, dalam tiga laga berturut-turut, Inter belum pernah menang satu kali pun.

“Inter dan Milan sama-sama mengejar kemenangan. Inter butuh poin untuk tetap di puncak, kami butuh poin untuk meningkatkan peringkat. Apapun kondisi tim, Derby della Madonnina tetap penting,” kata Mihajlovic Sepak Bola Italia.

“Pertandingan ini seperti lift. “Yang menang akan naik ke puncak, yang kalah langsung ke lantai dasar,” imbuhnya. – Rappler.com

BACA JUGA:

Data Sydney