• May 19, 2024
Doa Asep sedunia untuk korban kabut asap di Indonesia

Doa Asep sedunia untuk korban kabut asap di Indonesia

Malu punya nama Asep? Jangan, karena ratusan pria bernama Asep punya tujuan mulia membantu korban bencana kabut asap

BANDUNG, Indonesia – Ratusan masyarakat bernama Asep memanjatkan doa untuk para korban kabut asap yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia, bahkan di negara tetangga.

Hal itu dilakukan di sela-sela Konferensi Asep-Asep (KAA) di sebuah kafe di Bandung, Minggu 25 Oktober.

Doa yang dipimpin oleh motivator Asep Ridrid Karana ini dihadiri seluruh peserta dengan penuh ketaqwaan. Mereka berdoa agar asapnya segera hilang.

Semoga seluruh korban asap terbebas dari musibah asap yang menyakitkan ini, kata Asep Ridrid Karana.

Ketua Persatuan Asep Dunia (PAD), Asep Kambali mengatakan, doa tersebut dipanjatkan sebagai bentuk kepedulian terhadap kabut asap yang masih terjadi.

“Dulu kami ingin menggalang dana, tapi kemudian kami salah karena belum siap, kami tidak punya rekening atas nama perkumpulan Asep, masih rekening bersama,” kata Asep Kambali.

Namun sesuai visi dan misi di bidang sosial, PAD telah menyiapkan sejumlah program yang namanya diambil dari dunia pewayangan. Terkait kabut asap, ada program Arjuna yang merupakan singkatan dari Asep Penyelamatan Terjerumus Bencana.

“Ngomong-ngomong, akhir-akhir ini saya fokus ke lokasi bencana asap. Rencananya ke depan Ikatan Asep akan berjuang melawan asap,” kata Ketua Program Sosial PAD Asep Beny yang mengenakan kemeja hitam bertuliskan “Asep Melawan Asap”.

Meski belum menjadi program resmi PAD, Asep Beny mengatakan banyak relawan bernama Asep yang turun ke lokasi kabut asap.

“Ada tujuh nama Asep yang menjadi relawan di Dompet Dhuafa,” kata Asep Beny yang juga menjabat Direktur Pusat Penanggulangan Bencana Dompet Dhuafa.

Selain Arjuna, program sosial yang akan dijalankan PAD adalah Kurawa (Persembahan Rokok Bagi Warga), Badranaya (Bantuan Darurat Bagi Perokok dan Anggota Keluarga), dan Pandawa (Edukasi Merokok Bagi Warga).

“Kurawa dan Badranaya sudah habis berlari dari tahun 2012,” kata Asep Beny.

Menurutnya, konferensi Asep-Asep yang pertama kali digelar ini merupakan momentum untuk mengkampanyekan kegiatan sosial dan mengingatkan semua orang untuk peduli terhadap korban rokok.

KAA demi menjaga nama Asep

Sedikitnya 150 orang yang disebut Asep dari berbagai daerah di Indonesia berkumpul menghadiri Konferensi Asep Asep (KAA) di Bandung.

Mereka datang tidak hanya dari Bandung saja, melainkan Bali, Palembang, Bontang, dan Pangkal Pinang.

Acara tersebut dihadiri oleh Asep Uneng Mas’ud (72 tahun) yang merupakan peserta tertua dan Asep Riyadi (17) sebagai peserta termuda.

Selain itu, turut hadir pula Asep Sugiarto dari Tegal dan Asep Yulianto dari Palembang. Uniknya, kedua orang tersebut tidak bisa berbahasa Sunda, padahal nama Asep identik dengan bahasa Sunda.

“Ini bukti nama Asep tersebar dari Sabang hingga Merauke,” kata Budi Rustandi, perwakilan Original Record Indonesia (ORI).

“Saat ini nama Asep sudah jarang diberikan oleh orang tua sebagai nama anaknya. Untuk itu nama Asep harus dilestarikan.”

Hasilnya, ORI memberikan penghargaan pada tiga kategori, yaitu pertemuan dengan nama Asep terbanyak, perkumpulan unik terbanyak, dan permainan angklung dengan nama Asep terbanyak.

Asep Kambali mengatakan, tujuan didirikannya perkumpulan Asep Dunia bukan untuk mengecualikan orang yang bernama Asep, melainkan agar nama tersebut diambil dari kata tersebut. menarik (menarik) tidak punah. Para orang tua saat ini lebih memilih nama yang kebarat-baratan atau Arab untuk anaknya.

“Kami para pendiri PAD menyadari bahwa nama Asep saat ini sudah jarang diberikan oleh orang tua sebagai nama anaknya. Untuk itu nama Asep harus dilestarikan karena tidak hanya identik dengan nama Indonesia, tapi juga menunjukkan jati diri Sunda,” kata Asep Kambali.

Ia pun melihat banyak yang tidak percaya dengan nama Asep. Rupanya namanya banyak disingkat.

“Disingkat menjadi A point apa. Saya berharap dengan adanya perkumpulan ini dapat terjalin komunikasi antar Asep dan menumbuhkan sikap saling percaya,” ujarnya.

Paguyuban Asep Dunia berawal dari sebuah grup di Facebook “Ada berapa Asep di Facebook?” dibuat oleh Asep Iwan Gunawan pada tahun 2008. Saat ini grup tersebut memiliki 3.000 anggota bernama Asep di seluruh dunia.

“Anggota kami ada dimana-mana. Kalau di Kairo juga ada yang bernama Asep Rival Munawar, dia ketua Persatuan Asep di sana,” kata Asep Iwan Gunawan yang saat ini menjabat sebagai Pembina PAD.

Pada tanggal 1 Agustus 2010, kelompok ini diresmikan di Facebook sebagai sebuah komunitas, yang selanjutnya mengadakan konferensi Asep-Asep pada tanggal 25 Oktober 2015.

“Konferensi ini terinspirasi dari konferensi Asia Afrika yang membawa perubahan bagi dunia. Oleh karena itu, konferensi Asep-Asep diharapkan dapat membawa perubahan positif seperti konferensi Asia Afrika,” kata Asep Kambali yang berharap acara konferensi Asep-Asep dapat terlaksana secara rutin setiap tahunnya.

Komunitas-komunitas yang mempersatukan orang-orang yang bernama sama tidak hanya Persatuan Asep Dunia saja, melainkan juga Persatuan Sugeng yang anggotanya sudah mencapai 5.000 orang, Persatuan Endang di Yogyakarta, dan Wanoja, perkumpulan perempuan bernama Euis.

“Keanekaragaman ini luar biasa, harus kita jaga, warnanya harus dilestarikan, karena pelangi itu indah,” kata Asep Kambali. —Rappler.com

BACA JUGA:

Keluaran SDY