• April 22, 2025
Festival Desa Riung Ria, menawarkan alternatif program penggusuran

Festival Desa Riung Ria, menawarkan alternatif program penggusuran

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Komunitas Anak Sungai Ciliwung dibantu oleh masyarakat sipil dan arsitek melakukan penataan bantaran sungai agar lebih nyaman untuk ditinggali. Warga menjaga sungai dengan menghijaukannya dan tidak membuang sampah sembarangan.

JAKARTA, Indonesia – “Ayo dicoba. dapur bugis. Isinya teri nasi dan serutan mangga muda. Segar.” Sambutan ramah ibu-ibu yang melayani ratusan anak muda itu disambut gembira. Saatnya makan siang, Senin, 24 April.

Perutku keroncongan, semilir angin sepoi-sepoi di tepian Sungai Ciliwung kawasan Jalan Lodan membuat terik matahari tak terlalu menyiksa. Acara Festival Desa Kota Tua Riung Ria yang merupakan rangkaian acara Bhinneka Kota Tua ini melibatkan warga tiga desa yakni Desa Tongkol, Desa Lodan, dan Desa Kerapu.

Makan siang dengan menu khas Bugis dan Sunda yang dimasak oleh ibu-ibu setempat. Ada tiga tumpeng kuning lengkap dengan lauknya.

Peserta juga berasal dari kota lain, aktivis masyarakat sipil dari Aceh, Pontianak, Surabaya, Semarang, hingga Bogor.

“Kami berkumpul di sini untuk duduk bersama membahas permasalahan perkotaan dan mencari solusi. “Warga pinggiran Sungai Ciliwung di sini terbukti mampu menata permukiman yang dulunya kumuh, menjadi layak huni dan bersih,” ujar Andesh, arsitek muda dari Rujak Center for Urban Studies, sebuah lembaga yang lebih. jika akrab dengan masalah perkotaan.

Tn. Salijan, Sekjen Komunitas Anak Sungai Ciliwung membuka acara dengan menceritakan tentang berdirinya komunitas yang dipimpinnya. Komunitas ini didirikan untuk memberikan usulan kepada pemerintah yang akan menggusur kota tersebut pada awal tahun 2015.

“Kami menciptakan komunitas untuk negosiasi dan memberikan proposal perencanaan kota. Dari rencana bebas 15 meter dari pinggir sungai, kami usulkan mundur 5 meter. Permukiman ditata lebih rapi, dengan bantuan teman-teman arsitek Sans Frontier. Sampah tidak lagi dibuang begitu saja, tapi dijadikan kompos,” kata Salijan.

Bantaran sungai dihijaukan dengan berbagai tanaman yang bermanfaat bagi warga. Model rumah dibuat dengan bahan baku bambu karena lebih murah dan ramah lingkungan. Rumah terbuat dari lantai bertingkat dengan menggunakan tanah sempit. Hasilnya, Desa Tongkol menjadi lebih nyaman bagi warganya.

Kini warga menjalankan program pengurangan sampah. Makan siang di festival juga menggunakan piring kayu yang dilapisi dedaunan. Minuman dari kendi liter dan gelas plastik yang dapat digunakan kembali. Pastikan tidak ada sampah plastik.

Acara festival Kota Tua Bhinnneka yang diprakarsai oleh Rujak Center ini berlangsung pada tanggal 23 – 29 April. Selain festival kampung tua, panitia menggelar acara lain seperti simposium Kampung Kota Kita, riset data kolaboratif, dan ada juga program menyusuri Sungai Ciliwung. – Rappler.com

togel