• May 20, 2024
FOTO: Camping ajak ‘lailatul qadar’

FOTO: Camping ajak ‘lailatul qadar’

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Ribuan jemaah Masjid Agung Habiburrahman Bandung dirikan tenda agar tak ketinggalan malam seribu bulan

JAKARTA, Indonesia – Ramadhan hampir berakhir dalam hitungan hari. 10 hari terakhir bulan Ramadhan selalu menghadirkan keunikan tersendiri, termasuk di Masjid Agung Habiburrahman Kota Bandung, Jawa Barat.

Betapa tidak, pada malam-malam tersebut masjid dipadati jamaah yang melakukan ritual ibadah di masjid yang dikenal dengan istilah “iktikaf” dengan membawa seluruh keluarganya. Karena mereka tinggal sepuluh hari, maka pihak masjid memperbolehkan mereka membawa tenda untuk menginap, makan dan tidur.

Jemaah membawa keluarganya untuk melaksanakan ritual tersebut di tenda di halaman Masjid Agung Habiburahman.  Foto oleh Novrian Arbi/Antara

Tak heran, kini teras masjid dipenuhi tenda layaknya area berkemah.

Foto oleh Novrian Arbi/Antara

Kisah jemaah pembawa tenda dimulai pada tahun 2003. Awalnya, masjid yang terletak di Jalan Kapitan Tata Natanegara ini hanya ditempati oleh karyawan PT Dirgantara Indonesia atau yang dulu bernama Industri Pesawat Terbang Indonesia (IPTN).

Awalnya masjid ini hanya diisi oleh karyawan PT Dirgantara Indonesia atau Industri Pesawat Terbang Indonesia (IPTN).  Foto oleh Novrian Arbi/Antara

Namun dalam perkembangannya, jamaah kini berbondong-bondong membawa anggota keluarganya yang sedang berkemah untuk melakukan ritual tersebut agar bisa khusyuk beribadah.

Foto oleh Novrian Arbi/Antara

Tahun ini, hampir 500 jemaah yang memiliki tenda masing-masing memenuhi area masjid pada malam pertama sepuluh hari terakhir Ramadhan.

Jamaah melaksanakan salat tarawih setelah waktu magrib, diselingi dengan tidur malam.  Foto oleh Novrian Arbi/Antara

Setiap tahunnya, jamaah yang melakukan itikaf bisa mencapai 6.000 orang, terutama pada malam ganjil di penghujung Ramadhan.

Foto oleh Novrian Arbi/Antara

Tak hanya dari dalam kota, bahkan peziarah dari luar kota pun turut mendirikan tenda, seperti Sukabumi, Pekalongan, bahkan dari kota-kota di Pulau Sumatera.

Jamaah melaksanakan salat setelah salat magrib.  Foto oleh Novrian Arbi/Antara

Dalam kesehariannya, jamaah melaksanakan salat tarawih setelah waktu Isya, diselingi tidur malam, dilanjutkan dengan salat.Qiamulail” (sholat magrib) berjamaah selama 3 jam. Setelah itu jamaah makan sahur, sholat subuh, dan dilanjutkan dengan kajian agama Tazkiyatun Nafs.

Jamaah melaksanakan salat qiamulail saat beirtikaf.  Foto oleh Novrian Arbi/Antara

Sore harinya jamaah mengikuti pengajian setelah ashar dan berbuka puasa bersama. Kegiatan ibadah ini dilakukan terus menerus hingga Ramadhan berakhir.

Sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan merupakan malam istimewa bagi umat Islam yang menjalankan puasa Ramadhan.

Foto oleh Novrian Arbi/Antara

Setiap orang mengharapkan keberkahan untuk dapat merasakan pertemuan dengan malam yang istimewa, yaitu Lailatul Qadratau malam diturunkannya kitab suci Al-Quran yang diyakini terjadi pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.

Jamaah melewati sela-sela tenda yang digunakan untuk itikaf.  Foto oleh Novrian Arbi/Antara

—Antara/Rappler.com

Baca liputan Rappler tentang Ramadhan:

Keluaran Hongkong