• May 20, 2024
Kasus Fadli Zon, Kepala Biro Kerjasama Antar Parlemen DPR, Minta Maaf

Kasus Fadli Zon, Kepala Biro Kerjasama Antar Parlemen DPR, Minta Maaf

Fadli berjanji akan mengganti biaya pengumpulan yang dikeluarkan KJRI New York.

JAKARTA, Indonesia (UPDATED) – Kepala Biro Kerjasama Antar Parlemen DPR RI, Saiful Islam, meminta maaf karena salah paham dengan berita faksimili kepergian putri Fadli Zon ke Amerika Serikat.

Bukan atas permintaan Pak Fadli Zon, kata Saiful dalam siaran pers, Kamis, 30 Juni.

Saiful mengatakan, Wakil Ketua DPR RI menyuruh salah satu stafnya untuk melaporkan kedatangan putrinya, Shafa Sabila Fadli, di New York ke Konjen RI (KJRI) setempat. Shafa yang baru lulus SMA sendirian di Amerika.

Melalui stafnya, permintaan Fadli dituangkan dalam bentuk surat resmi kepada Kepala Biro KSAP yang berisi permohonan bantuan penjemputan, dengan catatan biaya pengangkutan ditanggung sendiri. Saiful mengatakan, permintaan itu disampaikan dalam bentuk faksimili berita mengenai detail perjalanan Shafa.

“Format isi beritanya berdasarkan templat “untuk kepentingan dinas anggota DPR RI,” kata Saiful.

Pemberitaan ini mengacu pada Keputusan Presiden No. 108 Tahun 2003 tentang Pokok-pokok Organisasi Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri.

KJRI sebenarnya menjemput Shafa dari Bandara John F. Kennedy menuju kawasan Queens yang berjarak 13 kilometer dari bandara.

“Belum ke lokasi acara seperti yang diberitakan,” kata Saiful. KJRI juga tidak mendampingi Shafa karena pihak penyelenggara acara tidak mengizinkannya.

Atas kesalahan surat tersebut, Saiful meminta maaf. Khususnya kepada Pak Fadli Zon dan Shafa Sabila Fadli atas ketidaknyamanannya terhadap pemberitaan yang berkembang, ujarnya.

Penjelasan Zona Fadli

Sebelumnya, Fadli Zon menjelaskan kabar beredarnya faks berisi permintaan fasilitas untuk putrinya yang berada di New York, Amerika Serikat.

Dalam keterangan tertulis yang dirilis Selasa, 28 Juni, politikus Partai Gerindra itu membantah meminta fasilitas KJRI New York untuk kepentingan pribadi.

Bahkan, ia juga membantah adanya instruksi kepada Sekretariat Jenderal DPR RI untuk membuat surat pemberian fasilitas dan bantuan kepada putrinya, Shafa.

Jadi saya pribadi juga tidak mengetahui adanya pengiriman surat dari Sekretariat Jenderal DPR RI ke KJRI New York, kata Fadli dalam keterangan tertulisnya.

Fadli mengungkapkan, dirinya hanya meminta staf sekretariat memberitahukan keberadaan Shafa di New York dalam rangka mengikuti Stagedoor Manor Camp 2016 yang berlangsung pada 12 Juni hingga 12 Juli.

Tujuan pemberitahuan kepada KJRI New York adalah untuk memenuhi imbauan Kementerian Luar Negeri untuk melaporkan mandiri WNI yang berkunjung ke luar negeri. “Putri saya yang berusia 18 tahun bepergian ke New York sendirian,” katanya.

“Sudah sepantasnya setiap warga negara Indonesia melaporkan dirinya ke perwakilan pemerintah daerah atas nama keamanan dan sebagainya.”

Menanggapi pernyataan Konjen RI New York Benny YP Siahaan yang menyebut ada permintaan bantuan, Fadli menilai hal itu bohong.

“Karena kegiatan Stagedoor Manor Camp berlangsung di lokasi khusus di Loch Sheldrake (2 jam dari Kota New York), merupakan lokasi terpencil di Negara Bagian New York sehingga peserta harus tinggal dan menginap dan tidak bisa didampingi sama sekali,” ujarnya. .

Meski begitu, Fadli tak menampik adanya fasilitas penjemputan yang disediakan KJRI.

“Ternyata itu adalah inisiatif staf saya untuk memastikan tidak ada masalah imigrasi dan menjamin keselamatan anak saya dari bandara hingga kediamannya di rumah teman Indonesia. Tidak ada fasilitas lain,” ujarnya.

Fadli juga menjelaskan, kegiatan Shafa di New York bukan untuk berlibur, melainkan mengikuti sekolah teater pendek di Loch Sheldrake, New York, untuk remaja berusia 10-18 tahun.

Stagedoor Manor Camp merupakan kegiatan yang telah berlangsung selama lebih dari 40 tahun dan pada tahun ini Shafa menjadi satu-satunya anak Indonesia yang mengikuti kegiatan tersebut.

Terganggu

Dalam keterangan resminya, Fadli juga mempertanyakan penyebab maraknya peredaran faksimili. Sebab, dalam dokumen tersebut terdapat nomor kontak putrinya yang merasa terganggu karena dihubungi nomor asing setelah kabar ini tersebar luas. Ia menduga kabar tersebut sengaja disebarkan karena bermotif politik.

Saya berharap KJRI New York atau KBRI Washington yang menyebarkan surat tersebut dapat menjelaskannya, ujarnya lagi.

Fadli mengaku sudah menghubungi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi untuk meminta klarifikasi. Namun Menlu Retno tidak menjawab telepon tersebut.

Ia juga mengatakan akan mengirimkan biaya transportasi pengganti karena KJRI New York sudah menyediakan mobil van untuk putrinya. Fadli menghitung biaya bensin dari bandara JFK ke rumah orang Indonesia dan perjalanan memakan waktu sekitar 40 menit yaitu sekitar USD 100 atau sekitar Rp.

“Uang itu akan saya kembalikan ke Pejambon (Kementerian Luar Negeri),” ujarnya lagi. —Rappler.com

BACA JUGA:

Hongkong Pools