• May 20, 2024
Pedagang perantara mempermainkan harga beras

Pedagang perantara mempermainkan harga beras

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Pedagang perantara selalu mencari peluang untuk menyimpan beras dan melepaskannya ke pasar pada saat harga sedang tinggi

CILACAP, Indonesia – Menteri Pertanian Amran Sulaiman menuding para pedagang perantara mempermainkan harga beras dengan tujuan mencari keuntungan sebesar-besarnya, namun tidak dengan cara yang benar, namun justru merugikan masyarakat.

“Para pihak adalah perantara atau pedagang perantara “Yang selalu mencari peluang untuk menyimpan beras dan melepaskannya ke pasar ketika situasi beras sulit,” kata Menteri Pertanian Amran di Cilacap, Jawa Tengah, Senin 29 Februari.

Pendapat tersebut disampaikan usai panen padi dilakukan serentak di tujuh provinsi. Ketujuh provinsi tersebut adalah Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan.

Hadir dalam acara tersebut KSAD Jenderal Mulyono dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Menurut Mentan, para pedagang perantara ini tidak mempunyai niat baik untuk mencoba menstabilkan harga beras karena mereka hanya ingin pergi ketika harga bahan pokok tersebut naik.

“Tetapi ketika harga beras stabil dan tidak terlalu tinggi, barulah mereka melepasnya ke pasar,” ujarnya.

Amran mempertanyakan niat baik mereka untuk menjaga permintaan beras dan harga tidak terlalu tinggi.

“Mereka hanya ingin mengambil keuntungan ketika masyarakat membeli beras dengan harga tinggi,” ujarnya.

Kondisi saat ini menunjukkan adanya arus masuk beras secara masif ke sentra-sentra pasar beras.

Hal ini menyebabkan persediaan beras melimpah di pasaran. Harga beras pada minggu pertama Februari sebesar Rp 13.344 per kilogram dan pada minggu kedua turun menjadi Rp 7.500-Rp 10.000 per kilogram.

“Ini adalah anomali yang belum pernah terjadi dalam lima hingga 10 tahun terakhir. “Hal ini juga menunjukkan produksi beras nasional semakin meningkat,” kata Amran.

Mentan menegaskan, dirinya tidak akan menyerah dalam menghadapi “perantara” dan mafia pangan yang merusak sistem pertanian.

Saat ini, kata dia, para mafia dan “tengkulak” sedang dirugikan mengingat Indonesia sedang mengalami panen besar yang biasanya mengalami kelaparan.

“Pola tanamnya kita ubah agar tidak ada lahan kosong, karena begitu panen selesai, musim tanam dimulai lagi. “Hal ini akan membuat produksi beras tetap berjalan sehingga tidak terjadi kekurangan beras,” ujarnya. – dengan laporan Antara/Rappler.com

BACA JUGA:

Result HK