Wakapolres akhirnya mengungkap identitas dua pelaku bom bunuh diri di terminal Kampung Melayu
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan buatan AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteks, selalu merujuk ke artikel lengkap.
Jenis bom pot yang meledak di terminal Kampung Melayu memiliki daya ledak yang tinggi.
JAKARTA, Indonesia – Mabes Polri akhirnya mengungkap identitas dua pelaku bom bunuh diri di terminal bus Kampung Melayu pada Rabu malam, 24 Mei. Berdasarkan data yang dimiliki polisi, kedua pelaku adalah Ahmad Sukri dan Ihwan Nurul Salam.
“Keduanya pelaku kriminal dan meninggal di tempat,” kata Wakapolri Komjen Syafruddin saat diwawancarai stasiun televisi tvOne, Kamis malam, 25 Mei 2018.
Identitas kedua pelaku sebenarnya sudah diketahui media sejak pagi tadi. Namun, polisi belum berani memastikan.
Kini polisi tinggal mengembangkan DNA dan mencocokkan data antemortem untuk memastikan apakah mereka pelaku sebenarnya atau bukan.
“Karena jasadnya hancur dan hanya potongan-potongan jasad yang ditemukan di ICU,” kata Syafruddin.
Dia juga mengakui, dengan adanya dua pelaku berarti juga ada dua bom. Polisi memastikan pelaku menggunakan bom pot. Karakteristik bom yang digunakan di Kampung Melayu mirip dengan bom di Cicendo, Bandung. Namun, Syafruddin menjelaskan bom pot di Kampung Melayu memiliki daya ledak yang tinggi.
“Betul, hampir sama dengan bom-bom sebelumnya. (Jenis bom) sama dengan Cicendo. Tapi molekulnya lebih besar, lebih besar, komponennya lebih besar, dan daya ledaknya lebih besar. Pelaku juga berasal dari jaringan yang sama,” ujarnya.
Namun, polisi terus melakukan penyelidikan lebih mendalam untuk mengetahui peran pelaku dalam jaringan tersebut.
“Polri nanti akan membuat pengumuman secara komprehensif setelah melakukan investigasi mendalam. Itu tidak lengkap. Kita akan kembangkan sampai ke akar-akarnya,” ujarnya.
Syafruddin menjelaskan, perkembangan penyidikan menunjukkan perkembangan yang semakin positif dari hari ke hari. Hasil komprehensif hanya akan diketahui dalam waktu sekitar satu hingga dua hari.
Kalahkan 5 orang
Tak bisa dipungkiri, aksi pengeboman di terminal Kampung Melayu ini bisa jadi terkait dengan teror yang sedang terjadi di beberapa negara lain seperti Inggris dan Filipina. Konser Ariana di Manchester, Inggris, disusupi pelaku bom bunuh diri hingga menewaskan 22 orang pada Senin, 22 Mei lalu. Keesokan harinya, terjadi pertempuran antara personel militer Filipina dan kelompok militan Maute di Kota Marawi.
Bahkan, kelompok militan tersebut bahkan membobol penjara lokal untuk membebaskan rekan-rekan mereka. Warga kota Marawi kemudian berbondong-bondong mengungsi demi keselamatan mereka.
Sedangkan dua ledakan bom pot di Jakarta mengakibatkan 15 korban. Lima di antaranya tewas, termasuk dua pelaku. Tiga orang lainnya adalah anggota polisi yang sedang bertugas di terminal Kampung Melayu. Mereka hadir untuk memantau kegiatan kirab obor menyambut bulan Ramadan.
Berdasarkan kronologi yang dimiliki polisi, ledakan pertama terjadi sekitar pukul 21.00. Seorang saksi mata bernama Febriyanto Sinaga yang juga sedang bertugas di sana langsung mendatangi lokasi ledakan.
Begitu dia tiba, dia mencium bau yang kuat dan kepulan asap. Empat orang tergeletak tak berdaya. Mereka adalah Bripda Yogi dan Topan.
“Sementara dua anggota lainnya tidak sempat melihat wajah mereka,” kata Setyo Wasisto, Kepala Bagian Humas Mabes Polri, saat memberikan keterangan pers sore ini.
Saat korban sedang dievakuasi, ledakan kedua terdengar. Ia mengaku mengalami nyeri pada telinga karena tekanan yang begitu keras.
“Saksi panik dan langsung meninggalkan TKP. Dia minta tolong dibawa ke Polda Metro Jaya untuk melapor,” ujarnya.
Sementara korban luka-luka, baik warga sipil maupun aparat kepolisian, dirawat di berbagai rumah sakit. – Rappler.com