• May 9, 2024
Lima Kejutan di PON Jabar 2016

Lima Kejutan di PON Jabar 2016

BANDUNG, Indonesia – Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016 Jawa Barat telah berlangsung lebih dari seminggu.

Dibuka dengan pertunjukan kembang api yang indah di Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) pada hari Sabtu, 17 September 2016, senilai Rp. Perayaan Rp 2,3 triliun ternyata menyimpan sejumlah “kejutan”.

Berikut lima kejutannya:

1. Boikot dan pemogokan dari kompetisi Judo

Aksi outing (WO) Kontingen Judo DKI Jakarta mewarnai hari terakhir Pertandingan Olahraga Judo di Arena Olahraga (GOR) Saparua Jalan Ambon, Kota Bandung, Senin 19 September 2016.

Aksi WO atlet putra kontingen DKI Jakarta terjadi saat hendak menghadapi kontingen Banten. Langkah serupa juga dilakukan atlet putri Kontingen DKI Jakarta. Para atlet dan pelatih meninggalkan arena sebelum pertandingan melawan kontingen Jambi dimulai.

Aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk protes terhadap panitia penyelenggara (spanpel), wasit, dan juri yang dianggap memihak tuan rumah pada pertandingan sebelumnya.

Dua hari sebelumnya, kontingen Jatim juga memboikot pertandingan Judo. Alasannya serupa, yakni bias panitia, wasit, dan juri terhadap tuan rumah.

“Ada keputusan wasit yang cenderung menang bagi tuan rumah. Kalah dan menang adalah hal yang lumrah dalam sebuah pertandingan, namun kemenangan harus diraih dengan sportifitas, kata Humas Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PJSI) Jawa Timur, Ismuyo.

Ismuyo mengirimkan surat protes kepada panitia. Surat tertanggal 17 September 2016 itu juga ditandatangani lima kontingen lainnya, yakni DI Yogyakarta, Sumut, Banten, Bali, dan Lampung.

Menyikapi aksi boikot dan WO tersebut, Panitia Penyelenggara Kompetisi Judo, kata Hendri, akan menjadi masukan. “Pandangan masyarakat boleh berbeda-beda, tapi kalau Jatim bilang memihak ya, kita terima sebagai bahan koreksi dan evaluasi, itu saja,” kata Hendri.

2. Atlet glider menghilang

Rizalul Pathani, atlet cabang olahraga layang layang di PON

Rizal mulai terbang pada pukul 14.30 WIB. Tiga puluh menit kemudian, Rizalul mengumumkan dari langit bahwa ia telah melepaskan parasut cadangan. Namun setelah itu kontak hilang.

Polisi dan Badan SAR Nasional (Basarnas) melakukan pencarian dengan mengerahkan tiga tim. Tim pertama melakukan pencarian di wilayah Cibugel dan sekitarnya. Tim kedua menggeledah wilayah Limbangan dan sekitarnya. Sedangkan tim ketiga menggeledah wilayah Nagreg dan sekitarnya.

Setelah dua jam hilang, Rizalul akhirnya ditemukan selamat di semak-semak persawahan yang masuk kawasan Desa Bangshadow, Kecamatan Situraja, Kabupaten Sumedang. Ia ditemukan warga sekitar bernama Dadang pada pukul 17.00 WIB.

Kondisinya sehat, kemudian dibawa tim rekan-rekan atlet untuk diperiksa kesehatannya, kata Kabid Humas Polda Jabar, Kompol. Yusri Yunus saat dihubungi Rappler.

3. Tabrakan penyangga balon

Bentrokan antar suporter terjadi saat pertandingan sepak bola antara tim DKI Jakarta dan Jawa Barat. Petugas keamanan menghentikan permainan untuk meredam kerusuhan yang terjadi.

Kericuhan terjadi menjelang jeda pertandingan babak pertama Grup A PON XIX/2016 Jawa Barat yang berlangsung di Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor. Berawal dari saling sindir antara kedua suporter, kemudian dilanjutkan dengan penyerangan ke arah penonton stadion.

Beberapa penonton yang terjebak di tengah bentrokan berlarian keluar stadion. Seorang suporter perempuan terlihat pingsan. Satuan Brimob langsung menembakkan gas air mata ke arah massa. Sementara sejumlah pendukung yang dianggap provokator ditangkap.

Menanggapi kejadian tersebut, Ketua Umum PB PON Jabar

“Mungkin gambaran Persib dan Persija atau Bobotoh (Viking) dan Jakmania. Mungkin situasi Bototoh dengan Jakmania terbawa hingga ke sana. “Tapi itu sudah diduga,” kata Gubernur Jawa Barat.

4. Menyelenggarakan Penolakan Wild Card dalam Olahraga Berkuda

Sembilan kontingen berkuda di Pekan Olahraga Nasional (PON) Jawa Barat XIX/2016 menolak aturan “Wild Card” bagi joki dan kuda tuan rumah.

Kesembilan kontingen tersebut adalah Jawa Timur, Riau, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Timur, Sumatera Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Kalimantan Barat, dan DKI Jakarta.

Aturan Wild Card disebutkan dalam Buku Pedoman Teknis (THB) Pacuan Kuda Khusus Sistem Kompetisi nomor 8 huruf a yang berbunyi: “Tuan rumah mendapat 2 (dua) Wild Card yang otomatis lolos ke final setiap kelas.

Aturan ini memperbolehkan tuan rumah memasukkan 10 kudanya ke final tanpa melalui babak penyisihan. Aturan ini ditolak karena mekanisme penerbitan THB tidak sesuai aturan.

“Perdagangan manusia harus dibicarakan dengan seluruh Pengprov (pengurus provinsi) PORDASI (Persatuan Berkuda Seluruh Indonesia) dan kemudian diputuskan oleh Majelis Kerja Nasional (Rakernas),” kata Tubagus Deni Sunardi, Tim Advokasi KONI DKI Jakarta.

Tim Advokasi Kontingen DKI Jakarta bersama kontingen provinsi lain akan menggugat persoalan Wild Card di majelis hakim PB PON, bila perlu di Dewan Arbitrase Olahraga Indonesia (BAORI).

“Karena aturan ini sangat mencederai nilai-nilai sportivitas,” demikian bunyi pernyataan yang ditandatangani 9 perwakilan kontingen berkuda.

Menanggapi protes tersebut, Ketua Umum PB PON XIX/2016 Ahmad Heryawan menilai protes yang dilayangkan 9 kontingen berkuda terlalu dini. Sebab, rapat teknis penentuan sistem pertandingan tidak dibahas dan disepakati.

“Wild Card baru saja ditulis ke dalam Buku Pegangan Teknis. Itu dibuat dua tahun lalu dan tidak ada yang memprotes. Prote tadi. Dan protesnya adalah kecepatan. Segala persoalan akan diselesaikan pada rapat teknis. Rapat teknisnya besok (Selasa 20 September 2016), kata Ahmad Heryawan, Senin 19 September.

5. Kericuhan dari penggemar polo air dan petugas keamanan

Pertandingan semifinal polo air antara kontingen Jawa Barat dan Sumsel berlangsung pada Senin 19 September 2016 di GOR Si Jalak Harupat Kabupaten Bandung yang diwarnai kericuhan antar pemain.

Keributan kemudian meluas hingga ke tribun penonton, bermula dari aksi yang diduga merupakan pukulan yang dilakukan oleh ofisial atlet kontingen DKI Jakarta yang menyaksikan pertandingan tersebut.

Dalam video yang diunggah ke YouTube, terjadi baku hantam antara penonton dan petugas berseragam. Video tersebut menuai kritik dari warganet dan membuat #PONJabarKacau menjadi trending topik di media sosial.

Atas kejadian tersebut, Ketua Kontingen Jabar Mayjen TNI Hadi Prasojo meminta maaf. Panglima Kodam III Siliwangi pun menyatakan telah memberikan teguran kepada aparat yang terlibat.

“Saya mohon maaf jika ada anggota saya yang melakukan (tindakan) yang tidak berkenan kepada masyarakat,” ujarnya saat jumpa pers di Markas Kodam III Siliwangi, Kota Bandung, Selasa, 20 September 2016.

Hadi pun menjelaskan kronologis kejadian tersebut. Menurut dia, petugas berseragam tersebut merupakan petugas keamanan yang bertugas di lokasi pertandingan.

Kericuhan terjadi, lanjut Hadi, karena ada pendukung yang melemparkan botol minum dan memukul petugas. Para ofisial yang bersangkutan memperingatkan mereka, namun para fans mengabaikannya, yang akhirnya memancing emosi para ofisial.

Mengantisipasi hal serupa terulang kembali, Hadi berpesan agar seluruh aparat keamanan TNI tidak mudah terpancing emosi.

“Kami berharap dan karenanya sudah diinstruksikan agar petugas yang bertugas di lokasi tidak terpancing emosi di lapangan,” ujarnya. –Rappler.com

Pengeluaran Hongkong