• May 20, 2024
Polandia vs Portugal: Ujian Ketangguhan Benteng Bialo-czerwoni

Polandia vs Portugal: Ujian Ketangguhan Benteng Bialo-czerwoni

Solidnya pertahanan Polandia akan diuji oleh penyerang Portugal.

JAKARTA, Indonesia – Euro kali ini berbeda untuk Polandia. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, negara yang diduduki Uni Soviet itu mencapai babak perempat final.

Di babak penyisihan grup, mereka mampu mencegah kekalahan dari Jerman dan menang atas Irlandia Utara dan Ukraina. Meski dua kemenangan tersebut diraih dengan minim gol: hanya satu gol di setiap pertandingan.

Di babak 16 besar mereka hanya mampu mencetak satu gol lagi. Beruntung Robert Lewandowski dan kawan-kawan berhasil melewati penalti tersebut dengan baik. Swiss pulang lebih dulu karena tendangan Granit Xhaka gagal.

Di babak perempat final, laga dengan skor tinggi bisa kembali terulang saat bertemu Portugal pada Jumat, 1 Juli pukul 02:00 WIB. Memang Portugal adalah tim yang agresif. Mereka mencetak lima gol sepanjang Euro 2016.

Namun seringkali mereka tidak berkutik melawan tim yang bertahan. Portugal berjuang melawan Islandia (1-1) dan Austria (0-0). Melawan Hungaria yang bermain terbuka, pasukan Fernando Santos tampil luar biasa dengan mencetak 3 gol meski laga berakhir imbang.

Tim agresif kedua yang dihadapi Portugal adalah Kroasia. Tetapi Pilihan Quina—Julukan Portugal—sebenarnya bermain bertahan. Meski hanya melepaskan 2 tembakan ke gawang, Portugal akhirnya unggul 1-0 atas bekas negara Yugoslavia.

Maka jika pertahanan Polandia kembali terlihat kokoh, bukan tidak mungkin Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan bisa frustrasi seperti saat melawan Islandia dan Austria.

Selain itu, soliditas pertahanan menjadi kekuatan utama tim berjuluk itu Putih merah (merah Putih). Buktinya, tak ada satu pun tim yang mampu membobol gawang Lukasz Fabianski di babak penyisihan grup.

Pasukan Adam Nawalka hanya kebobolan di babak 16 besar. Itu hanya satu tujuan. Mereka menjadi tim yang paling sedikit kebobolan di Euro 2016 setelah Jerman (0 gol).

Duo pertahanan Polandia lebih solid

Rekor ketangguhan Polandia tercipta berkat duet solidnya di jantung pertahanan. Mereka adalah Michal Pazdan dan Kamil Glik.

Pazdan misalnya. Berdasarkan data Whoscored.com, pemain yang dijuluki “Kungfu Pazdan” oleh fans Irlandia Utara ini memiliki rata-rata 3,3 intersepsi per pertandingan. Begitu saja Glik. Rata-rata intersepsinya per game mencapai 2,8.

Jika Pazdan jago dalam ground ball, Glik jago dalam serangan udara. Statistik kemenangannya dalam pertarungan udara mencapai 2,8 per game.

Dengan soliditas pertahanan seperti itu, Polandia seringkali tidak mengambil banyak inisiatif ofensif. Apalagi permainannya mendominasi.

Polandia memilih menunggu bola dan melakukan serangan balik cepat di sayap. Oleh karena itu, tak heran jika rata-rata penguasaan bola mereka hanya 45 persen.

Pemain sayap juga memiliki lebih banyak peluang untuk mencetak gol. Hingga saat ini, pencetak gol terbanyak Polandia masih dikuasai Jakub Blaszczykowski yang lebih banyak beroperasi di sisi lapangan dengan mencetak 2 gol.

Satu gol lagi menjadi milik Arkadiusz Milik. Pemain Ajax Amsterdam itu juga lebih banyak berperan di lini kedua karena Lewy—sapaan Lewandowski—lebih banyak berperan sebagai pemimpin.

Dengan data tersebut, Portugal akan sangat kesulitan menembus gawang Fabianski. Apalagi, hasil Portugal di empat laga sebelumnya tak lebih buruk dari Polandia.

Mereka tidak pernah menang di waktu normal. Hanya bisa menggambar.

Kalau bukan karena gol Ricardo Quaresma di perpanjangan waktu, Pilihan Quina tidak mungkin lolos ke perempat final.

Performa pertahanan mereka juga buruk dibandingkan Polandia. Mereka kebobolan 5 gol. Santos pun memaksa bek lama Ricardo Carvalho untuk bermain terlalu banyak. Pemain berusia 38 tahun itu beberapa kali lamban dalam menutupi tembakan lawannya.

Sebab, melawan Portugal, Polandia punya keyakinan tinggi untuk lolos. “Kami sadar akan kekuatan kami. “Rasanya kami bisa terus melaju,” kata Nawalka, pelatih asal Polandia dikutip UEFA.com.

Nawalka siap menginstruksikan pemainnya untuk menekan trisula Nani-Ronaldo-Quaresma. “Portugal adalah tim yang sangat menyerang. Mereka berbahaya ketika menguasai bola. Namun kami akan mengendalikan permainan dengan karakter kami.” dia berkata.

Di kubu lawan, Santos mengakui karakter Pole berbeda dengan lawan yang pernah dihadapinya. Pada edisi Euro 2012, tim ini pernah ia hadapi saat masih membesut Yunani.

“Tetapi Polandia 2012 dan sekarang berbeda,” ujarnya.

Polandia, kata Santos, bermain sangat strategis. Ketika mereka bisa merebut bola, mereka bisa menyerang dengan cepat. “Tidak ada tim favorit dalam pertandingan ini. Pertandingan akan seimbang, tapi kami akan lolos. kata Santos. –Rappler.com

BACA JUGA:

HK Pool