• May 8, 2024
Polisi menangkap tujuh terduga teroris di Poso

Polisi menangkap tujuh terduga teroris di Poso

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Mereka diduga menjadi pelaku aksi teroris yang dilakukan anggota jaringan Santoso

TOJO UNAUNA, Indonesia ̶ Polda Sulawesi Tengah menangkap tujuh orang diduga anggota jaringan teror Santoso di tempat persembunyiannya di Desa Tayawa, Kabupaten Tojo Unauna, dan Desa Malino, Kabupaten Morowali Utara.

Tadi pagi anggota saya baru melaporkan bahwa ada tiga orang lagi yang ditangkap di Desa Tayawa, sehingga totalnya sekitar tujuh orang, kata Kapolda Sulteng Brigjen Idham Azis di Palu, Kamis.

Namun, dia belum bersedia menjelaskan secara detail mengenai operasi penangkapan dan identitas tersangka teroris yang ditangkap yang dibawa ke Palu dari Tojo Unauna.

“Kalau mereka sudah sampai di Palu dan diperiksa tuntas, baru kami berikan penjelasan detailnya,” kata Idham.

Ia menambahkan, polisi menduga orang-orang yang ditangkap merupakan pelaku aksi teroris yang dilakukan anggota jaringan Santoso yang diyakini masih bersembunyi di hutan kawasan Poso Pesisir.

Idham juga menjelaskan, operasi Camar Maleo I, II, III dan IV untuk mengejar teroris jaringan Santoso di Poso akan berakhir pada 9 Januari 2016.

Menurut dia, dalam masa operasi, polisi menangkap 24 orang yang diduga terlibat aksi teroris, tujuh di antaranya tewas dan 17 lainnya sedang menjalani proses hukum.

Dalam operasi tersebut, kata dia, dua polisi dan satu tentara tewas dan empat polisi luka-luka.

Polisi juga menyita sejumlah barang bukti kegiatan teroris berupa senjata api, amunisi, bom rakitan, bahan pembuatan bom, dan pakaian.

Idham mengatakan, saat ini Santoso bersama sekitar 31 anak buahnya yang diyakini anggota ISIS masih bersembunyi di hutan sekitar Poso Pesisir hingga kawasan Sausu, Kabupaten Parigi dan Napu, Kabupaten Poso.

“Wilayah pergerakannya berada di kawasan hutan seluas kurang lebih 2.400 kilometer persegi. Namun keberadaan mereka semakin terhimpit, logistik semakin kurang dan aparat keamanan masih mengepung. Jika Tuhan berkehendak Santoso dan kawan-kawan mungkin akan segera tertangkap,” kata Idham.

Saat ditanya kelanjutan operasi Camar Maleo, Idham mengaku belum mengetahuinya karena operasi ini kewenangan Mabes Polri.

Namun, kata dia, setelah operasi berakhir pada 9 Januari, Polda akan tetap melanjutkan operasi daerah mandiri.

“Kami sedang menyelesaikan rencana operasi independen ini. Kami juga akan mengubah kata sandi pengoperasian dan tidak lagi menggunakan nama Camar Maleo. Saat ini Wakapolri sedang mengkajinya, ujarnya. ̶ Antara Report/Rappler.com

BACA JUGA

SDy Hari Ini