Saat masker N95 langka di Palangkaraya, Joko memilih minum air putih
- keren989
- 0
Penjual bakso di Palangkaraya mengaku belum menerima masker N95 yang dijanjikan Kementerian Kesehatan akan dibagikan gratis.
PALANGKARAYA, Indonesia – Joko Isbanu memarkir barangnya di tengah Jembatan Tumbang Nusa, Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Dilihat dari nama dan logonya Bakso Arema dalam kereta dagangnya, pria berusia 56 tahun ini jelas bukan berasal dari Palangkaraya.
Ia berasal dari Surabaya namun merantau ke Palangkaraya bersama istri dan lima anaknya 15 tahun lalu.
Dari tahun ke tahun, kata Joko, ia selalu mengalami fase tidak bersinarnya matahari di langit Palangkaraya.
“Setiap musim kemarau seperti ini,” kata Joko saat ditemui Rappler, Senin, 26 Oktober.
Namun langit Palangkaraya yang gelap dan lebat tahun ini berbeda. Menurutnya, tahun ini adalah yang terburuk. “Tahun ini banyak asap yang datang dari jauh,” ujarnya.
Karena kondisi tersebut sudah berlangsung selama sebulan lebih, Joko mulai merasa tidak enak badan.
“Saya sesak napas, batuk, dan sakit mata,” ujarnya.
Bahkan saat berbicara dengan Rappler, nafasnya terasa berat, sesekali mengusap kelopak matanya yang keriput.
Ini nama Pak Joko, katanya tidak ada yang bagi-bagi masker bagus, tidak ada uang untuk membelinya. Lalu kita cinta. @RapplerID pic.twitter.com/9P7uTvCeEU
—febriana firdaus (@febrofirdaus) 26 Oktober 2015
Ia hanya memakai masker lembut yang biasa ditemukan di apotek terdekat, bukan masker jenis N95 yang diusulkan Menteri Kesehatan Nila Moeloek dan dibagikan gratis oleh Kementerian Kesehatan.
Kenapa dia tidak memakai masker N95? “Tidak ada (distribusi). Yang dibagikan hanya masker lunak, bukan yang bagus seperti ini,” ujarnya sambil menunjuk masker N95 yang dipegang Rappler.
Dia kemudian menunjukkan kepada Rappler sebuah topeng yang lembut dan compang-camping. Mungkin dia sudah menggunakannya sejak sebulan lalu. Rappler segera memberinya masker N95 untuk pertolongan pertama.
Joko mengatakan, meski mengalami sesak napas, ia tidak sempat memeriksakan diri ke dokter. “Saya tidak punya waktu, saya harus mencari nafkah,” katanya.
Namun dia berjanji akan segera ke rumah sakit jika liburan tiba.
Lalu apa yang dia lakukan untuk menjaga kesehatan? “Saya minum air putih,” ujarnya.
Dalam sehari ia biasanya minum air putih sebanyak 10 gelas. Kebanyakan di pagi hari dan saat Anda hendak tidur.
Pemerintah diharapkan lebih peduli
Mengemas @jokowi Selamat datang di Palangkaraya! #FightSmoke https://t.co/zFjP9vhs2r pic.twitter.com/DBFySvupjP
—febriana firdaus (@febrofirdaus) 26 Oktober 2015
Di tengah kabut asap di jembatan tersebut, Joko kemudian menyampaikan harapannya kepada Menteri Kesehatan dan Presiden Joko “Jokowi” Widodo.
“Yang jelas masyarakat diberikan lah fasilitas khususnya masker,” ujarnya. Dia tidak meminta tabung oksigen, tapi masker N95 yang belum sempurna.
Sebelumnya pada 12 Oktober, Nila menjamin pasokan masker dan oksigen aman di lokasi bencana kabut asap.
“Kami telah memberikan sekitar 30 ton bantuan kesehatan berupa masker, obat-obatan, makanan, dan oksigen,” kata Nila saat memberikan keterangan pers di Jakarta, 12 Oktober, mengenai bencana kabut asap di beberapa wilayah di Sumatera dan Kalimantan.
Menurut Nila, bentuk masker yang dikirimkan adalah jenis N95.
Menanggapi hal tersebut, Joko balik mengkritik Menteri Nila. “Tidak (dibagi). Seharusnya (N95). Sama saja bohong kalau masker biasa,” ujarnya.
Adapun pesan untuk Jokowi, Joko mengingatkan agar pemerintah memberikan perhatian khusus pada wilayah bencana, khususnya di Kalimantan Tengah.
Ia mengapresiasi Jokowi yang mendatangkan tentara untuk membangun kanal, namun ia tidak melihat fungsi dari kanal yang dibangun tersebut. Dia sekarang menunggu pergantian pemerintahan lagi. —Rappler.com
BACA JUGA: