• May 20, 2024
Kapolri meminta Brimob menghadapi massa aksi dengan kepala dingin

Kapolri meminta Brimob menghadapi massa aksi dengan kepala dingin

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Kapolri juga menyampaikan empat pesan kepada para pengunjuk rasa

JAKARTA, Indonesia (Update) – Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengingatkan massa aksi yang akan turun ke jalan pada Jumat, 4 November, untuk menaati seluruh aturan. Sebab setiap pelaku kerusuhan akan diadili.

“Dinamika mobilisasi massa akan terjadi. Demonstrasi sebagai bagian dari demokrasi adalah sah karena diperbolehkan oleh undang-undang. Tapi aturan hukum harus dipatuhi, kata Tito, Senin, 31 Oktober 2016 di Markas Komando Brimob Polri, Kelapa Dua, Depok.

Ribuan massa dari berbagai ormas Islam berencana menggelar aksi unjuk rasa memprotes komentar Gubernur DKI Jakarta Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama yang dinilai menghina ayat suci.

Saat berkunjung ke Kepulauan Seribu pada 27 September, Ahok menyinggung Surat Al Maidah ayat 51. Saat itu Ahok berkata, “Jadi jangan percaya sama orang, bisa jadi di hati kecilmu kamu belum bisa memilih aku. Berbohong dengan Surat Al Maidah 51.”

Ucapan Ahok menjadi populer setelah rekaman videonya tersebar di Internet. Banyak yang menilai Ahok menghina ayat suci. Bahkan ada yang berencana melaporkannya ke polisi

Pada 14 Oktober, sekitar lima ribu orang berdemonstrasi memprotes pernyataan Ahok. Saat itu, mereka meminta polisi segera memproses Ahok. Aksi serupa akan digelar pada Jumat, 4 November.

Selain meminta massa menaati aturan, Kapolri Tito Karnavian juga meminta anggota Brimob menghindari gesekan dan menghadapi aksi dengan kepala dingin.

“Saya minta rekan-rekan tidak terprovokasi oleh pihak-pihak yang diuntungkan jika terjadi bentrokan. Kita harus menyadari hal ini. “Teman-teman harus menyikapinya dengan kepala dingin,” kata Tito.

Ia juga melarang seluruh personel Brimob membawa senjata api. Namun ia menyiapkan tim bersenjata untuk menghadapi massa yang membabi buta. “Ada tim yang disiapkan khusus untuk kontinjensi,” ujarnya.

Selain menyiapkan tim khusus, Kapolri Jenderal Tito Karnavian juga berkoordinasi dengan Panglima TNI (Jenderal Gatot Nurmantyo) untuk mengamankan aksi demonstrasi ini. Saya berkoordinasi dengan Panglima TNI dan segera menjalin komunikasi dengan TNI terkait keamanan, kata Tito.

Empat larangan saat demonstrasi

Dalam kesempatan itu, Kapolri Jenderal Tito Karnavian juga mewanti-wanti para pengunjuk rasa agar tidak melakukan empat hal. Sebab jika keempat hal tersebut dilakukan, polisi akan segera bertindak tegas.

“Satu, jangan ganggu ketertiban umum. Lalu yang kedua, tidak boleh mengganggu hak asasi orang lain, mengganggu jalan orang lain, nyatanya tidak boleh,” kata Tito.

Ketiga, lanjut Tito, pengunjuk rasa harus mengedepankan etika dan moral dalam menyampaikan pendapatnya. Segala aktivitas pengunjuk rasa harus dijaga dengan baik, kata Tito.

Aturan keempat, lanjut Tito, pengunjuk rasa harus menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Tito berharap massa aksi mematuhi empat larangan tersebut. “Sehingga suara atau keinginan yang disampaikan dapat tersampaikan dengan baik,” kata Tito.

18 ribu tentara disiagakan

Kapolri Tito Karnavian mengatakan, pihaknya akan mengerahkan 18 personel yang terdiri dari pasukan Polri dan TNI. Jumlah pasukan tersebut untuk melindungi para pengunjuk rasa yang diperkirakan berjumlah 30 ribu orang.

“Total kita punya 18 ribu pasukan gabungan (Polri-TNI),” kata Kapolri Tito Karnavian di Mako Korps Brimob Polri, Kelapa Dua, Depok, Senin 31 Oktober.

Ia meminta masyarakat tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa. Sebab, pihaknya akan memastikan demonstrasi berjalan aman. —Rappler.com

Keluaran HK